JAKARTA, Cobisnis.com – Usaha mikro kecil menengah (UMKM) memiliki kontribusi besar dan krusial bagi perekonomian Indonesia. Jumlah UMKM di Indonesia yakni sebesar 64,19 juta, di mana komposisi usaha mikro dan kecil sangat dominan yakni 64,13 juta atau sekitar 99,92% dari keseluruhan sektor usaha. Untuk itu, tak terbantahkan untuk menyebut UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional.
Berangkat dari hal tersebut, CEO dan Co-founder Jago Coffee, Yoshua Tanu, mengatakan dirinya ingin membangun dan memajukan UMKM di Indonesia melalui bisnis yang tengah ia dirikan.
“Jago Coffee sendiri ingin membangun dan memajukan traditional business di Indonesia. Kami ingin mengembangkan ekonomi kalangan bawah dengan mengadakan electric vehicle atau gerobak listrik sehingga dapat memberikan opportunity bagi pengusaha mikro agar mereka mempunyai bisnis cafe sendiri untuk dapat mengantarkan kopi berkualitas, freshly made, dari lokasi satu ke lokasi lain,” kata Yoshua.
Di samping itu, untuk mendukung kemajuan UMKM di Indonesia, Jago Coffee memberikan pelatihan melalui Jago Academy untuk meningkatkan skill para Jagoan (Jago microentrepreneur) dalam entrepreneurship.
“Kita ada yang namanya Jago Academy, dari situ kita akan meningkatkan skill mereka bukan hanya menjadi pengusaha kopi gerobak listrik, tetapi melatih mereka juga untuk menjadi entrepreneur. Mereka akan diberikan pelatihan mulai dari segi coffee product, product knowledge, service dan hospitality,” jelas Yoshua.
Selain itu, ada juga pelatihan mengenai loyalty customer yang akan diberikan kepada para Jagoan agar konsumen mendapat kepuasan yang tinggi terhadap pelayanan Jago Coffee dan mereka tertarik untuk melakukan pemesanan ulang (repeat order) serta dapat merekomendasikan Jago Coffee ke teman, keluarga ataupun kerabatnya.
“Kita juga melatih bagaimana seorang Jagoan dapat membangun loyalty dari customer, itu yang paling penting dalam sebuah bisnis, lalu mengajarkan mereka bagaimana cara menghitung penjualan, dan cara mereka dapat menghitung profit margin. Itu yang benarbenar kita lakukan untuk mereka,” tambahnya.
Lebih lanjut, Yoshua juga mengatakan, untuk mampu bertahan di tengah situasi saat ini, dibutuhkan transformasi digital agar UMKM tidak perlu lagi mengandalkan kontak fisik dengan pelanggan dan beralih ke digital untuk melakukan transaksi.
Karena tak bisa dipungkiri bahwa platform digital semakin menjadi andalan para pengusaha UMKM dalam menjangkau pelanggan dan memasarkan produknya.
Sejalan dengan hal tersebut, Jago Coffee mengandalkan aplikasi miliknya yang bernama ‘Jago Apps’ untuk mempermudah penggemar kopi dalam memesan berbagai produk Kopi Jago.
“Sejauh ini, Jago Coffee telah mendigitalisasikan bisnis dengan menghadirkan aplikasi Jago bagi para pelanggan. Para barista Jago Coffee yang kami sebut (Jagoan) bisa langsung
terkoneksi dengan customer melalui aplikasi tersebut,” ucap Yoshua.
Untuk diketahui, Jago Coffee sendiri merupakan the first fully electric mobile cafe di Indonesia dan platform mobile retail yang menghubungkan market dan pengusaha mikro melalui re-modernization pedagang kaki lima (traditional business).
Jago Coffee berbeda dengan kopi susu kekinian lainnya. Jago Coffee menghadirkan pengalaman baru bagi pelanggannya untuk dapat menikmati kopi berkualitas tinggi secara on-the-spot dengan rasa seperti di café dan disajikan langsung oleh Jagoan di depan rumah customer langsung.
Ciri khas Jago Coffee ada pada gerobak listrik yang disebut Jago Cart dan dikemudikan langsung oleh para Jagoan yang siap menyuguhkan secangkir kopi susu, cold brew dan manual brew coffee.
Ke depan, untuk memajukan UMKM di Indonesia, Yoshua berharap adanya restrukturisasi kredit bagi UMKM serta pinjaman dari bank yang lebih ringan dan dalam jangka waktu lama, sehingga nantinya dapat dimanfaatkan oleh sejumlah pengusaha mikro untuk dapat memiliki 1 Jago Cart sehingga para Jagoan ini dapat memiliki usaha sendiri.
Saat ini, ada sebanyak 20 Jago Cart yang beroperasi melayani customer. Rencananya, Jago Coffee akan menambah 10 Jago Cart yang beroperasi di bulan Juni ini.