JAKARTA,Cobisnis.com – PT Jababeka Tbk (KIJA) mencatat realisasi penjualan pemasaran (marketing sales) hingga Rp1,72 triliun pada 2022. Hal ini melampaui target tahun 2022 yang sebesar Rp1,7 triliun atau 1 persen di atas target.
Selain itu, capaian ini naik 21 persen dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp1,42 triliun.
Mengutip keterbukaan informasi, Selasa, 14 Februari, target marketing sales Jababeka untuk tahun 2023 adalah Rp2 triliun atau 16 persen lebih tinggi dibandingkan dengan pencapaian tahun 2022. hal ini didukung oleh pipeline yang solid dan menjanjikan untuk penjualan lahan industri di Cikarang dan Kendal.
Sebesar Rp1 triliun dari target tersebut diharapkan berasal dari Cikarang dan lainnya atau tidak termasuk perusahaan Joint Venture (JV) yang terdiri dari Rp750 miliar tanah matang dan bangunan industri dan Rp250 miliar dari produk residensial dan komersial di Cikarang dan lainnya.
Sisanya sebesar Rp1 triliun berasal dari perusahaan-perusahaan JV, dimana Kendal merupakan kontributor terbesar dengan target marketing sales sebesar Rp800 miliar pada tahun 2023, dan Rp200 miliar dari JV residensial/komersial di Cikarang.
Bila dirinci untuk tahun 2022, marketing sales dari Cikarang mencapai Rp844,2 miliar dari lahan seluas 14,4 hektare. Ini termasuk penjualan tanah matang seluas 10,6 hektar sebesar Rp377,6 miliar.
Dari segmen penjualan tanah dan bangunan pabrik totalnya mencapai Rp558,1 miliar. Di mana lebih dari 90 persen berasal dari investor domestik, sedangkan sisanya dari beberapa investor asing (terutama dari Korea Selatan) yang membeli tanah dan atau bangunan pabrik standar di Kota Jababeka pada tahun 2022.
Sementara, Kendal menyumbang marketing sales sebesar Rp737,2 miliar dengan total lahan seluas 54,1 hektar di tahun 2022, meningkat sekitar 74 persen dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp423,9 miliar.
Penjualan dari industri domestik juga mendominasi di Kendal dengan kontribusi sebesar 79 persen pada tahun 2022. Sedangkan penjualan dari investor asing yang berasal dari Cina, Jerman, dan Korea Selatan, memberikan kontribusi sebesar 21 persen.
Di Kendal, penjualan tunggal terbesar berasal dari perusahaan peralatan rumah tangga dari Indonesia, yang membeli lahan seluas 13,5 hektar sebesar Rp194,5 miliar pada tahun 2022.
Terakhir, Tanjung Lesung dan produk lainnya membukukan marketing sales sebesar Rp135,5 miliar pada tahun 2022, lebih dari dua kali lipat dari tahun 2021.