JAKARTA, Cobisnis.com – Tank-tank Israel memblokade jalan utama menuju Gaza City pada Kamis (2/10), mencegah warga yang sudah keluar kota kembali masuk. Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan ini adalah kesempatan terakhir bagi ratusan ribu warga yang masih berada di dalam kota untuk melarikan diri.
Israel sebelumnya telah memerintahkan sekitar satu juta penduduk Gaza City untuk bergerak ke arah selatan, bersamaan dengan serangan besar yang disebut sebagai upaya menghabisi basis terakhir Hamas di kawasan perkotaan terbesar di Gaza.
Penduduk mengatakan tank Israel membuat barikade pasir di jalan utama menuju selatan. Warga diizinkan keluar, tetapi tidak boleh kembali lagi. Katz menegaskan mereka yang pergi akan diperiksa militer sebelum melanjutkan perjalanan.
PBB memperkirakan 600.000–700.000 orang masih bertahan di Gaza City, setelah sekitar 400.000 lainnya melarikan diri beberapa pekan terakhir. Namun sebagian warga menolak pergi. “Kami tidak akan meninggalkan kota ini. Jika pergi, kami takut tidak akan pernah kembali melihat Gaza City,” kata Hani, 24 tahun, warga Gaza City.
Serangan udara dan darat Israel terus menggempur kota tersebut. Kementerian Kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 77 orang tewas dalam 24 jam terakhir, termasuk satu serangan yang menewaskan sembilan orang di dekat dapur komunitas di Al-Mawasi, zona yang disebut Israel sebagai “daerah kemanusiaan.”
Serangan darat juga merusak fasilitas kesehatan. Empat pusat medis terpaksa ditutup, sementara Rumah Sakit Al Shifa mengurangi layanan karena bombardir yang tiada henti. Pasien ginjal bahkan hanya mendapat dialisis dua jam, padahal biasanya empat jam.
Serangan ini berlanjut sejak ofensif Israel setelah serangan Hamas 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel. Menurut otoritas Gaza, lebih dari 66.000 orang telah tewas akibat kampanye militer Israel selama dua tahun terakhir.













