JAKARTA,Cobisnis.com – Wakil Ketua Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Nanang Abdul Manaf menungkapkan penyebab realisasi lifting minyak dan gas bumi semester I-2023 belum mencapai target yang ditetapkan pada awal tahun.
Diketahui hingga semester I 2023 realisasi lifting minyak semester I 2023 adalah sebesar 615,5 ribu barel minyak per hari (BOPD) atau lebih rendah dari yang ditargetkan pada semester I 2023 mencapai 618,7 ribu BOPD.
“Realisasinya sampai 30 Juni adalah 615,5 ribu BOPD atau 100,2 persen yoy. 2 persen di atas pencpaian semester I tahun lalu,” ujar Nanang yang dikutip Kamis 20 Juli.
Sementara itu, realisasi salur gas atau lifting gas hingga semester I tahun 2023 berhasil terealisasi sebesar 5,308 juta MMSCFD atau lebih rendah dari yang ditargetkan pada semester I 2023 sebesar 5,322 juta MMSCFD.
Sebelumnya, lifting gas ditargetkan sebesar 5326 hingga akhir tahun 2023.
Nanag mengungkapkan, hal ini disebabkan oleh unplaned shut down pada beberapa proyek sehingga capaian belum menyentuh target.
“Kaitannya unplaned shutdown dan beberapa proyek khususnya produksi gas tidak sesuai target on stream, misalnya Jambangan Tiung Biru yang masih progres menyelesaikan dan juga terkait Tangguh,” beber Nanang.
Tak hanya itu, lanjut Nanang, hal ini juga disebabkan beberapa pekerjaan investasi yang tertunda misalnya pengembangan area yang sangat sibuk karena adanya safety stand down sehingga semua rig yang digunakan di seluruh Pertamina grup harus dilakukan inspeksi.
“Ternyata sebagian tidak bisa digunakan jadi harus perbaikan dan lengkapi peralatan safety dan hindari kecelakaan yang sama. Sehingga dalam posisi sekarang kekurangan rig dan sementara kita berusaha terus memenuhi tambahan rig dan sesuai degan inspeksi atau sesuai persyaratan safety,” beber Nanang.
Lebih jauh Nanang menjelaskan SKK Migas mencatat realisasi investasi hulu migas pada semester I tahun 2023 baru mencapai 5,7 miliar dolar AS, berada di bawah target investasi pada semester I yang ditargetkan mencapai 7,4 miliar dolar AS.
“Investasi hulu migas terkendala sumur, ada proyek yang belum on stream. Outlook kita 15,6 miliar dolar AS dengan perhitungan dan forecast yang ada dengan parameter saat ini sesuai target awal tahun ini,” pungkas Nanang.