JAKARTA ,Cobisnis.com – Pemerintah Indonesia telah menyiapkan strategi hidrogen nasional yang akan memposisikan hidrogen sebagai kontributor penting dalam transisi energi dan berperan dalam dekarbonisasi sistem energi global.
Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Chrisnawan Anditya mengatakan, Indonesia menargetkan 3 hasil strategis yakni mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, mencap target dekarbonisasi dengan mengembangkan pasar hidrogen dalam negeri dan ekspor hidrogen dan turunannya ke pasar global untuk mencapai tujuan dekarbonisasi.
“Hidrogen dan amonia rendah karbon berperan untuk sektor di indonesia yaitu pertama, sektor industri sebagai substitusi secara bertahap terhadap hidrogen tinggi karbon yang eksisting dan penurunan emisi untuk industri semen dan baja,” ujar Chrisnawan dalam DETalk yang diselenggarakan secara daring, Selasa 2 April.
Ia menyebut, hidrogen dan amonia rendah karbon yang diproduksi dari sumber EBT juga mendukung dekarbonisasi sektor industri dan akan meningkatkan daya saing industri ketika diberlakukan pajak karbon
Kedua, lanjut dia, dari sektor transportasi, diketahui jika mulai tahun 2030 hidrogen rendah karbon akan dimanfaatkan pada sektor transportasi untuk kendaraan jarak jauh seperti truk, angkutan berat dan pelayaran.
“Kendaraan hidrogen juga digunakan sebagai diversifikasi kendaraan elektrik seperti baterai,” sambung Chrisnawan.
Ketiga, dari sektor ketenagalistrikan, Chrisnawan juga menyebutkan jika pemerintah mempertimbangkan cofiring hidrogen atau amonia rendah karbon pada pembangkit berbahan fosil pada periode 2030 hingga 2050.
“Kemudian penyimpanan pembangkit off grid dan mengatasi curtailment pembangkit EBT,” imbuh dia.
Terakhir, untuk sektor komoditas, hidrogen dan amonia dinilai berpotensi diperdagangkan di pasar regional dan internasional dengan pertimbangan posisi strategis Indonesia sebagai negara maritim, potensi monetisasi sumber EBT untuk pembangkit listrik dengan demand rendah dan minat yang tinggi dari pelaku pasar untuk menangkap peluang perdagangan hidrogen dan amonia rendah karbon.
“Saat ini hidrogen telah digunakan di Indonesia di sektor industri terutama sebagai bahan baku pupuk,” pungkas dia.