JAKARTA, Cobisnis.com – Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arsal Ismail menjelaskan alasan penurunan laba bersih perusahaan sebesar 16 persen. Asal tahu saja, PTBA meraup laba bersih sebesar Rp5,10 triliun pada tahun 2024, sementara laba bersih tahun 2023 tercatat sebesar Rp6,10 triliun.
Dikatakan Arsal, penurunan laba bersih perusahaan disebabkan penurunan harga batu bara yang terjadi sepanjang tahun 2024.
“Kenapa turun? Turunnya ini terutama disebabkan oleh harga jualnya yang memang turun,”ujar Arsal dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, 14 April.
Kendati mengalami penurunan harga, Arsal menyebut hal ini masih bisa diimbangi dengan jumlah produksi batu bara PTBA sepanjang tahun 2024 yang juga mengalami peningkatan. Ia menjelaskan, pada tahun 2023 PTBA berhasil melakukan produksi batu bara sebesar 35 hingga 37 juta ton. Sementara itu produksi batu bara perusahaan pada tahun 2024 mengalami peningkatan menjadi 40 juta ton.
“Tadinya kalau harga jualnya sama pasti (laba) naik lebih besar dari 2023. Tapi karena harga turun, otomatis drastis turunnya. Kurang lebih (harga) turun 12 persen,” sambung Arsal.
Diketahui sepanjang tahun 2024 terdapat berbagai tantangan, di antaranya koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar. Rata-rata indeks harga batu bara ICI-3 terkoreksi 12 persen secara tahunan dari 84,76 dolar AS per ton pada 2023 menjadi 74,19 dolar AS per ton di 2024.
Sedangkan rata-rata indeks harga batu bara Newcastle terkoreksi 22 persen secara tahunan menjadi 134,85 dolar AS per ton pada 2024, dari 172,79 dolar AS per ton pada 2023.
Untuk tahun 2025, lanjut Arsal, PTBA menargetkan produksi batu bara hingga 50 juta ton batu bara atau meningkat 25 persen jika dibandingkan tahun 2024.
“Meski harganya fluktuatif, sampai sekarang Insyaallah masih sustain. Masih bisa pertahankan,” tandas Arsal.