Cobisnis.com – Industri kerajinan menjadi sektor yang memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional. Terlihat dari sumbangsihnya terhadap devisa melalui capaian ekspor produknya, yang pada tahun 2019 nilainya menembus hingga USD892 juta (sekitar Rp12,48 triliun) atau naik 2,5% dari perolehan tahun 2018 sebesar USD870 juta.
“Melihat potensi industri kerajinan nasional tersebut, kami optimistis nilai eskpor produknya akan semakin meningkat seiring adanya perbaikan mulai dari aspek kualitas produk sampai pada segi desain dan kemasan,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih di Jakarta, Jumat 13 Maret 2020.
Dirjen IKMA menegaskan, kekuatan Indonesia dalam upaya pengembangan industri kerajinan yang bisa berdaya saing, juga didukung melalui kekayaan sumber daya alam dan budaya serta ketersediaan perajin yang terampil. Hal ini membuat produk kriya nasional mampu kompetitif di kancah domestik hingga global.
“Apalagi, ditopang dengan pemanfaatan teknologi terkini, yang sejalan dengan penerapan Making Indonesia 4.0 dalam kesiapan memasuki era industri 4.0. Jadi, tidak hanya untuk industri skala besar saja, tetapi juga industri kecil dan menengah (IKM),” tuturnya.
Dalam hal ini, Kemenperin memiliki kegiatan workshop e-Smart IKM serta program restrukturisasi mesin dan peralatan produksi.
Gati bertekad, pihaknya ingin mewujudkan Indonesia menjadi salah satu produsen kerajinan terbesar di dunia. “Tentunya, untuk mencapai target tersebut, diperlukan kolaborasi dan sinergi dengan semua pihak, termasuk Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas),” imbuhnya.
Guna memberikan ruang bagi perajin Indonesia untuk mempromosikan produk kriya unggulannya, Dekranas kembali menggelar pameran dan bazaar yang menampilkan produk-produk kerajinan khas Indonesia. Ajang yang juga diapresiasi oleh Kemenperin ini diselenggarakan dalam rangka perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-40 Dekranas.
Ketua Panitia Syukuran HUT ke-40 Dekranas, Yantie Airlangga menyampaikan, gelaran pameran dan bazaar tahun ini memilih Pulau Madura sebagai ikon. Hal ini mengingat Pulau Madura sebagai salah satu penghasil batik potensial, yang merupakan warisan budaya bangsa dan tinggi nilainya.
“Adapun tagline yang dipilih adalah Aku Cinta Kriya Indonesia. Dengan mencintai Kriya Indonesia, kita mau membeli dan memakai kriya Indonesia, ujarnya. Selain acara pameran dan bazaar, pada rangkaian syukuran HUT Dekranas itu juga digelar tarian Madureh dari Madura, fashion show batik Madura, serta pertunjukan seni tari yang dibawakan oleh Pengurus Dekranas.
Ketua Umum Dekranas, Wury Ma’ruf Amin mengemukakan, Dekranas yang sudah menginjak usia empat dasawarsa ini diharapkan semakin produktif dan berperan besar pengabdiannya dalam pegembangan kriya Indonesia. Selama 40 tahun ini sudah banyak program kegiatan yang dilakukan Dekranas maupun Dekranasda, yang bekerja sama dengan instansi pemerintah, BUMN maupun swasta, untuk membina perajin serta melestarikan dan mengembangkan kriya Indonesia,” jelasnya.
Wury mengajak seluruh pengurus Dekranas maupun Dekranasda untuk lebih giat dan bersemangat dalam menjalankan program kerja Dekranas, terutama untuk mencapai visi dan misi Dekranas, dalam mendukung kemandirian ekonomi Indonesia.
“Hal ini salah satunya dilakukan melalui pengembangan sektor kriya yang berbasis kearifan lokal, bernilai tambah tinggi, dan berdaya saing, sehingga mampu kompetitif di pasar dalam maupun luar negeri, yang pada akhirnya dapat menjadi motor penggerak ekonomi nasional,” paparnya.