JAKARTA,Cobisnis.com – Pemerintah melalui Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berupaya mendorong sektor industri halal agar lebih berkontribusi bagi perekonomian nasional.
Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan BKF Adi Budiarso mengatakan, langkah ini merupakan strategi dalam menciptakan ekonomi berkelanjutan.
Selain itu, dia menyebut, sektor syariah berpotensi menjadi sumber pertumbuhan baru bagi Indonesia.
“Pemerintah terus memacu sumber-sumber pertumbuhan salah satunya melalui industri halal. Dengan populasi muslim lebih dari 230 juta jiwa dan kapasitas industri halal, mulai dari makanan dan minuman, farmasi, industri kosmetik, keuangan, hingga pariwisata, Indonesia telah menunjukkan potensi yang signifikan untuk mengembangkan ekonomi halal sebagai mesin pertumbuhan negara,” ujarnya dalam siaran pers, Senin, 28 Agustus.
Adi mengungkapkan salah satu bukti konkrit dukungan pemerintah diwujudkan melalui penyelenggaraan Konferensi Keuangan Islam Tahunan ke-7 di Jakarta pada pekan ini. Disebutkan bahwa sejumlah isu yang bakal dibahas terkait pengembangan ekosistem halal, penguatan industri halal, pembiayaan halal.
“Kami ingin forum ini dapat menghasilkan wawasan, inovasi, kolaborasi, dan strategi yang berharga tentang bagaimana mengembangkan ekonomi dan keuangan halal secara kuat sebagai sumber pertumbuhan,” tuturnya.
Menurut Adi, pemerintah bersama pihak terkait juga mengadakan acara call of paper (CFP) untuk memanfaatkan informasi dan wawasan berharga dari akademisi dan praktisi untuk dijadikan sumber referensi bagi para pemangku kepentingan dan pengambil kebijakan, khususnya di bidang ekonomi dan keuangan syariah.
“Persepsi halal sebagai nilai universal Islam dan kapasitas untuk melampaui bisnisnya, telah memberikan jaminan dan kepercayaan kepada pelaku industri halal (produsen) dan konsumen dalam menghadapi kondisi pasar yang menantang namun tetap kompetitif dan menguntungkan,” tegas dia.
Sebagai informasi, pada sepanjang 2020 pasar ekonomi halal global ditaksir telah mencapai 2,30 triliun dolar AS.
Angka tersebut diyakini bakal mencapai 4,96 triliun dolar AS pada 2030 seiring dengan meningkatnya permintaan produk halal.