JAKARTA, Cobisnis.com – Holding BUMN Pertambangan atau MIND ID berencana mengakuisisi perusahaan tambang potensial di luar negeri. Aksi korporasi itu yang mulai dilakukan pada tahun ini merupakan upaya menggenjot kegiatan eksplorasi maupun produksi secara agresif.
Mind ID adalah holding BUMN pertambangan yang beranggotakan PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum, dan PT Timah Tbk.
Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso, mengatakan langkah akuisisi perusahaan tambang asing tersebut, masuk dalam program utama MIND Group di tahun ini.
“Program strategis 2022, kami juga menjajaki peluang akuisisi perusahaan tambang di luar negeri yang potensial,” ujar Hendi, dalam rapat dengan Komisi VII DPR, Rabu, 16 Februari.
Hendi menambahkan, pihaknya juga tetap menjalanan program strategis untuk meningkatkan produksi dengan mengikuti lelang wilayah izin usaha pertambangan khusus (WIUPK) maupun perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara (PKP2B), serta tambang potensial lain di dalam negeri.
Selain itu, Mind ID juga akan melakukan percepatan dari kajian Life on Mine Plan di PT Freeport Indonesia setelah tahun 2041.
Perusahaan induk ini juga akan menyediakan sumber daya maupun cadangan yang memadai untuk kebutuhan inisiatif strategis hilirisasi.
“Kami juga melakukan monitoring program eksplorasi terintegrasi di Mind ID,” kata Hendi.
Hingga September 2021, Mind ID mencatatkan pendapatan sebanyak Rp63,8 triliun atau naik 34,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year to date/ytd). Adapun laba bersih naik hampir 800 persen secara ytd dengan angka mencapai Rp9,82 triliun.
Kenaikan pendapatan dan laba itu turut ditopang oleh kinerja operasi produksi. Mind ID mencatat produksi batu bara sebanyak 22,9 juta ton atau naik 18 persen secara ytd.
Selain itu, perseroan juga mencatat produksi emas mencapai 994 ribu ounce atau tumbuh 61 persen secara ytd, tembaga sebanyak 957 juta pound atau naik 76 persen secara ytd, bauksit 1,4 juta ton atau naik sekitar 5 persen secara ytd, dan aluminium sebesar 185 ribu ton atau naik 2 persen secara ytd.