JAKARTA, Cobisnis.com – Setiap orang punya masalah hidup yang kadang membuatnya stres. Kadang masalah itu bukan hal besar seperti diputusin pacar, dihina, dibully, dan lainnya. Sayangnya, lingkungan banyak yang menganggap hal itu sepele hingga diabaikan. Padahal, saat seseorang mengeluh tentang masalahnya, itu pertanda ia punya beban emosi yang harus segera diatasi.
Sebab, bila tidak diatasi, beban mental itu bukan tidak mungkin akan terus membesar dan meledak sewaktu-waktu, hingga mengganggu kehidupan dan hubungan sosialnya.
Menurut Pakar Kenetralan Mental (P.K.Mn) Coach Rheo, masalah atau stres tidak bisa disamaratakan pada semua orang. Meski sama-sama masalahnya putus cinta, tapi dampak akibat putus cinta itu berbeda pada setiap orang. Mungkin ada yang biasa saja, alami stress ringan, tapi tidak sedikit yang stres berat.
“Kalau berbicara tentang masalah, saya selalu mengibaratkan dengan orang yang terjatuh dari motor. Meski sama-sama jatuh dari motor, tapi dampaknya berbeda tergantung dari banyak faktor. Apakah dia pakai helm atau jaket tebal? Berapa kecepatan yang dipacu saat terjatuh dari motor, yang kecepatannya 100 km/jam tentu dampaknya berbeda dengan kecepatannya 30 km/jam. Juga bagaimana dia terjatuh, apakah di jalan raya, tempat parkir, dan lainnya,” ujarnya dalam Workshop Pure Happiness pada Sabtu (27/5) di Menara Astra Sudirman Jakarta Pusat. Dalam Workshop itu, Coach Rheo berbagi cara agar semua stres, phobia, kecemasan, trauma, dan penyakit mental lainnya hilang selamanya.
Untuk itu, ia mengungkapkan jangan remehkan masalah seseorang. Segera atasi dan dengarkan apa keluhannya. Lebih lanjut datangi ahli agar masalahnya dapat teratasi.
Coach Rheo mengenalkan metode pengobatan kesehatan mental baru bernama DOA-TRTO (Divine Oracural Assistance – Tension Releasing Therapy Online). Berbeda dengan terapi dan pengobatan kesehatan mental lainnya, metode ini menekankan pada kenetralan mental.
Artinya, beban mental atau beban emosi harus dihilangkan dari seseorang bila ia ingin terbebas dari gangguan mental. Terapi ini berbeda dengan terapi kesehatan mental saat ini yang cenderung berkompromi dengan beban mental. “Emosinya tidak disingkirkan, melainkan tetap dicoba dikendalikan,” ungkapnya. Akibatnya, selama ini bertahun-tahun penderita tidak sembuh dari gangguan mental karena beban emosinya masih menempel di tubuhnya.
Kekeliruan lainnya, kadang ada ahli yang memberikan label positif pada beban mental tadi. “Karena itu, kita sering mendengar istilah berdamai dengan emosi, mengendalikan emosi, merasakan dan membiarkan emosi, dan seterusnya. Jadi, seorang penderita lebih diarahkan agar hidup bersama beban emosi negatif,” ungkapnya.
Cara ini jelas tidak menghilangkan beban mental, melainkan menjadikan penderita tetap stres. Ia masih merasakan stres karena beban mental itu masih ada. “Meskipun diberi nasehat, sugesti positif, dan lainnya, apakah bisa sembuh bila beban mentalnya masih menempel?” tanyanya.
Dengan metode DOA-TRTO, beban mental itu akan hilang dan netral hingga tubuh kita kembali ke awal yang tanpa beban emosi. “Dengan begitu, kita bisa kembali menjalani kehidupan seutuhnya tanpa emosi negatif itu. Inilah yang dinamakan moment of liberation atau masa kebebasan sempurna dari beban mental,” tandasnya.
Asal tahu saja, sampai sekarang dalam dunia psikologis atau kesehatan mental, belum ada struktur yang tepat untuk menemukan bagaimana seseorang mencapai liberation state (kebebasan diri). Biasanya mereka akan berhenti pada state of acceptance (penerimaan diri). Jadi beban itu dianggap tidak akan hilang dan akan terus ada dan kita harus menerima secara total. Padahal, alangkah lebih baik bila beban itu dihilangkan atau dikeluarkan dari hidup kita,” terangnya.
Karena itu, DOA-TRTO dapat menyembuhkan stres, trauma, phobia, dan gangguan mental lainnya dengan cepat tanpa obat. “Tugas saya adalah menetralkan beban emosi yang dirasakan seseorang. Setelah lepas, ia pun bisa sembuh dan tenang meski dengan satu kali sesi terapi,” ungkapnya. Ia bahkan memberikan garansi uang Kembali bila terapinya gagal.
Metode DOA-TRTO sudah dirasakan positif oleh banyak artis dan selebriti. Sebut saja Aliando Syarief, Nobu, Roy Kiyoshi, Jennifer Jill, dan masih banyak influencer lainnya. Mereka kini mendapatkan ketenangan usai mendapatkan terapi dan dapat menjalani kehidupannya dengan normal.
Seorang pasien pun sempat memberikan testimoni di Workshop tersebut. Pasien tersebut punya masalah dengan ibunya. Masalah yang lama membebani itu membuatnya menangis. “Bahkan, pas disuruh cerita aja, aku nangis duluan. Akhirnya bertemu coach Rheo untuk direlease (disembuhkan).”
Yang menarik, pasien wanita itu mengaku tidak perlu banyak bercerita agar beban emosinya netral. “Tapi saya ingin meluapkan emosi dan menumpahkan semua cerita, namun Coach Rheo bilang ‘sudah cukup’.”
Setelah itu, sang wanita hanya diminta Coach Rheo mengikutinya sambil diminta melepaskan semua beban masalah yang ada di dadanya. “Sudah lepaskan, lepaskan, jadi mbak cukup rasain,” Coach Rheo beri instruksi dan saya menuruti.
Setelah itu, selesai. “Saya langsung bertanya, lo kok begini doang?” Tanyanya. Saat itu, sang wanita merasa kosong. “Saya bingung, tengok kanan kiri, “ungkap sang wanita yang mengaku merasa tenang setelahnya.
Dari situ, ia malah instrospeksi diri dengan sikapnya selama ini. “Saya seperti kurang bersyukur pada Tuhan karena punya ibu yang baik,” ungkapnya.
Ternyata menyembuhkan masalah bisa semudah dan secepat itu dengan metode dari Coach Rheo.