JAKARTA, Cobisnis.com – Fenomena tortoise tech muncul sebagai respons terhadap dunia startup yang sebelumnya hanya menghargai kecepatan pertumbuhan. Banyak perusahaan rintisan kini mulai meninggalkan pola “burn money” dan memilih jalur bertumbuh pelan, stabil, dan berbasis pendapatan nyata. Model ini dianggap lebih aman, lebih sehat, dan lebih realistis untuk kondisi pasar yang makin tidak pasti.
Startup beraliran tortoise tech biasanya memprioritaskan profitabilitas sejak awal. Mereka membangun produk yang langsung bisa menghasilkan revenue, bukan sekadar mengejar jumlah pengguna. Fokus mereka bukan “kapan valuasi naik”, tapi “bagaimana bisnisnya bisa bertahan puluhan tahun”. Pendekatan ini membuat arus kas lebih stabil dan risiko kegagalan lebih rendah.
Sektor yang digarap tortoise tech pun cenderung bukan kategori glamour. Mereka sering bergerak di area seperti layanan B2B sederhana, logistik kecil, micro SaaS, agritech lokal, atau solusi industri spesifik. Walaupun tidak viral, kebutuhan di sektor-sektor ini bersifat konstan, membuat mereka punya pasar yang setia dan predictable.
Kultur kerja tortoise tech juga berbeda. Mereka menolak overhiring dan memilih tim yang kecil namun solid. Operasional dibuat seefisien mungkin, tiap biaya harus punya alasan. Cara ini mencegah pemborosan besar dan memperkuat ketahanan bisnis ketika kondisi pasar berubah drastis.
Pertumbuhan organik menjadi pilar penting. Mereka lebih mengutamakan kualitas produk daripada strategi marketing agresif. Customer datang karena produk benar-benar menyelesaikan masalah, bukan karena promo atau diskon besar. Akibatnya, tingkat retensi tinggi dan biaya akuisisi pelanggan tetap terkendali.
Ketika startup cepat tumbuh sering rentan ketika pendanaan menipis, tortoise tech justru berdiri paling kuat. Mereka tidak bergantung pada suntikan modal eksternal sehingga bisa bertahan meski pasar investasi sedang kering. Model bisnis mereka membuat perusahaan tidak goyah ketika ekonomi melambat.
Fenomena ini juga menggeser definisi kesuksesan. Bukan lagi tentang valuasi bombastis, tapi tentang umur panjang dan profitabilitas berkelanjutan. Banyak investor pun mulai mengapresiasi perusahaan yang memilih berkembang stabil dan tidak terburu-buru mengejar pertumbuhan eksponensial.
Pada akhirnya, tortoise tech mengajarkan bahwa dalam dunia startup modern, jadi yang tercepat bukan selalu yang menang. Yang paling kokoh, adaptif, dan konsisten justru punya peluang terbesar untuk bertahan dan memimpin dalam jangka panjang.











