JAKARTA, Cobisnis.com – PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) merilis penjelasan resmi terkait dua fasilitas produksinya di Sumatera Utara yang terdampak banjir pada akhir November 2025.
Perusahaan mengakui dua jenis fasilitas terdampak, yakni pabrik pengolahan daging ayam di Kabupaten Deli Serdang serta peternakan ayam pembibit turunan di Kabupaten Langkat.
Meski begitu, CPIN menegaskan bahwa dampak yang terjadi “tidak signifikan,” bahkan menyebut tidak ada kerusakan pada bangunan pabrik maupun mesin produksi.
Dilansir dari Keterbukaan Informasi BEI, Kamis (11/12/2025) untuk fasilitas peternakan, perusahaan hanya melaporkan kematian ayam pembibit sebesar 0,6% dari total populasi.
Catatan kritis muncul karena perusahaan tidak menjelaskan nilai produksi, kontribusi pendapatan, ataupun estimasi kerugian yang mungkin timbul dari gangguan akses selama tiga hari dan kematian ternak tersebut.
Padahal, bagi industri pangan dengan skala produksi besar, gangguan logistik selama beberapa hari biasanya berdampak pada distribusi, kualitas produk, hingga jadwal produksi turunan.
Meski akses menuju pabrik sempat terputus akibat banjir, CPIN menegaskan operasional kedua fasilitas sudah berjalan normal kembali dan mengklaim tidak pernah terjadi penghentian produksi.
Pernyataan ini kembali memunculkan pertanyaan, bagaimana produksi dapat berjalan tanpa hambatan jika akses menuju pabrik tertutup dan karyawan tidak dapat masuk selama tiga hari?
Dalam laporan yang sama, perusahaan juga menyebut tidak ada dampak terhadap karyawan, aset, produksi, pasokan, maupun strategi logistik.
Secara bersamaan, CPIN mengakui bahwa mereka tengah mengajukan klaim asuransi sebesar Rp16 miliar untuk fasilitas peternakan, hal yang bertolak belakang dengan pernyataan bahwa tidak ada potensi kerugian berarti.














