JAKARTA, Cobisnis.com – Wakil Menteri BUMN I Pahala N. Mansury melakukan kunjungan ke PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Cilegon. Kunjungan tersebut dalam rangka memperkenalkan Subholding Sarana Infrastruktur Krakatau Steel kepada calon investor.
Kunjungan juga diikuti investor strategis diantaranya Indonesia Investment Authority (INA) dan PT Taspen (Persero). Hadir pula dalam kunjungan ini Wakil Direktur Utama INA Arif Budiman dan Direktur Investasi PT Taspen (Persero) Roni Hanityo Aprianto.
Subholding Sarana Infrastruktur Krakatau Steel ini terdiri dari dari anak-anak perusahaan Krakatau Steel yaitu PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (PT KIEC) dengan aset kawasan industri seluas 625 hektar, PT Krakatau Bandar Samudera (PT KBS) dengan fasilitas pelabuhan dan logistik yang terdiri dari 17 jetty dengan total kapasitas 25 juta ton per tahun, PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI) penyedia air industri sebesar 4.000 liter per detik, serta PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL) yang memiliki pembangkit listrik dengan kapasitas 120 MW.
Pahala mengatakan, melalui optimalisasi aset yang dimiliki, masih ada banyak potensi yang bisa dikembangkan oleh Subholding Sarana Infrastruktur Krakatau Steel ini.
Kawasan Industri Krakatau Steel di Cilegon yang terdiri dari banyak produsen intermediary product maupun high value added product dapat menjadi peluang bagi Subholding Sarana Infrastruktur Krakatau Steel untuk mengembangkan bisnisnya.
“Semoga dengan kemitraan bersama INA dan Taspen, pengembangan kawasan industri terintegrasi melalui Subholding Sarana Infrastruktur Krakatau Steel ini dapat turut mendukung rencana pengembangan dan transformasi di Krakatau Steel, serta dapat mendukung ketahanan industri manufaktur untuk kemajuan industri baja nasional ke depannya,” ujar Pahala, seperti dikutip Cobisnis.com dari laman Kementerian BUMN.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, kinerja dari keempat anak perusahaan yang tergabung dalam Subholding Sarana Infrastruktur Krakatau Steel ini mencatatkan penjualan sebesar Rp2,4 triliun dengan laba bersih sebesar Rp420 miliar di tahun 2020.
Selain itu, EBITDA margin Subholding Sarana Infrastruktur Krakatau Steel mencapai sekitar 30% di tahun 2020, di mana EBITDA margin tersebut lebih tinggi 2 kali lipat dibandingkan rata-rata industri yaitu sebesar 15%.
Selanjutnya, Subholding Sarana Infrastruktur Krakatau Steel hingga April 2021 membukukan laba bersih dan EBITDA masing-masing sebesar Rp153,3 miliar dan Rp344,6 miliar. Pencapaian tersebut melebihi target laba bersih dan EBITDA hingga April 2021 yaitu masing-masing sebesar Rp103,6 miliar dan Rp305,1 miliar.
Hingga akhir tahun ini, Subholding Sarana Infrastruktur Krakatau Steel menargetkan laba bersih dan EBITDA sebesar Rp467,2 miliar dan Rp1,1 triliun.
“Dengan catatatan kinerja yang baik selama ini, kami meyakini di tahun 2021 Subholding Sarana Infrastruktur Krakatau Steel akan mampu mencapai pertumbuhan pendapatan dan EBITDA per tahun rata-rata sebesar 21% CAGR (Compound Annual Growth Rate),” jelasnya.
“Pendapatan Subholding Sarana Infrastruktur Krakatau Steel pun diperkirakan tumbuh dari Rp2,5 triliun di tahun 2020 menjadi Rp6,6 triliun di tahun 2025, sedangkan EBITDA diprediksi tumbuh dari Rp798 miliar menjadi Rp2,0 triliun di tahun 2025,” tambah Silmy.
Jumlah total aset Subholding Sarana Infrastruktur Krakatau Steel per Desember 2020 mencapai sekitar Rp6,6 triliun, yang diperkirakan tumbuh secara CAGR sebesar 20% menjadi Rp16,5 triliun hingga tahun 2025. Sementara, nilai ekuitas mencapai Rp4,7 triliun yang diperkirakan tumbuh rata-rata per tahun sebesar 23% CAGR menjadi Rp13,1 triliun pada periode yang sama.
Silmy menambahkan, Subholding Sarana Infrastruktur Krakatau Steel ini juga disiapkan untuk fokus kepada pembangunan jangka panjang yang berkelanjutan diantaranya dengan mengembangkan beberapa proyek strategis yaitu Floating Sollar Cell (Pembangkit Listrik Tenaga Surya/PLTS Terapung) maupun proyek Sea Water Reverse Osmosis yang dapat menghasilkan kapasitas air bersih sebesar 1.000 liter per detik.
“Dengan pengalaman kami yang lebih dari 40 tahun melayani berbagai perusahaan manufaktur di kawasan industri serta dengan potensi yang kami miliki, kami yakin Subholding Sarana Infrastruktur Krakatau Steel ini ke depan akan mampu menjadi pemimpin di Asia Tenggara dalam memberikan pelayanan infrastruktur industri yang terintegrasi,” pungkas Silmy.