JAKARTA,Cobisnis.com – Setelah berangsur bangkit pasca Pandemi Covid-19, perekonomian Indonesia kembali dihadapkan pada dua tantangan berat dari sisi politik dan ekonomi tahun depan. Ibarat pisau bermata dua, pada tahun 2023, Indonesia akan dihadapkan langsung pada ancaman resesi ekonomi global sekaligus memasuki tahun politik yang berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi nasional.
Beberapa ekonom bahkan meramal sektor-sektor apa saja yang akan terdampak resesi global yakni mulai dari manufaktur, industri jasa dan pelayanan, pertambangan dan industri pengolahan hingga sektor properti.
Menanggapi kondisi tersebut, Presiden Direktur & CEO INPP, Anthony Prabowo Susilo mengatakan, “Soal resesi, sampai saat ini kami masih sangat yakin dan confidence dengan kekuatan makro ekonomi Indonesia. Kami juga mengapresiasi langkah yang diambil Indonesia khususnya dalam hal menjaga stabilitas ekonomi dan bisnis. Di Eropa itu mungkin sudah resesi, tapi Indonesia ini luar biasanya pemerintah kita bisa mencari celah agar market tetap tumbuh dan berkembang.”
“Kami melihat, ritel dan hotel itu tidak terlalu terpengaruh dengan anasir-anasir resesi, dengan cash flow yang kuat jadi itu bukan masalah. Oleh karena itu, kami optimis memasuki pasar tahun 2023 dengan produk yang terukur. Salah satu strategi yang kami siapkan adalah cash flow yang kuat agar komitmen kami dalam menyelesaikan proyek bisa berjalan baik dalam kondisi apapun,” ujar Anthony Prabowo Susilo.
Senada dengan optimisme INPP (Indonesia Paradise Property), Knight Frank Indonesia juga mengeluarkan riset terkait situasi ekonomi global tidak akan terlalu berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia khususnya untuk sektor properti. Pertumbuhan sektor properti pada tahun 2023 diprediksi masih akan tetap stabil dan prospektif.
Survei yang dilakukan untuk sektor properti pada tahun 2023, sebanyak 59 persen responden optimistis kalau sektor properti akan tetap stabil. Dalam riset tersbut menyatakan situasi ekonomi global yang disebut akan memasuki resesi tidak akan terlalu berpengaruh pada pertumbuhan sektor properti di Indonesia.
INPP yang sudah menjalankan bisnisnya di sektor property sejak 2002, sangat optimis memasuki tahun 2023. Dengan pengalaman yang dimiliki, manajemen INPP telah menyiapkan sejumlah rencana bisnis untuk mendorong performa perusahaan tahun depan.
Di tahun 2023, INPP akan mengembangkan sebanyak 5 sampai 6 proyek property yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia. Pertama, INPP tengah mengembangkan proyek mix used di Jakarta yakni Antasari Place yang meraih penghargaan sebagai winner Best Condo Architectural Design dan Highly Commended Best Condo Interior Design dari ajang PropertyGuru Indonesia Property Awards.
Kedua di Bandung, perseroan juga akan melakukan ekspansi di mana akan mengembangkan 23 pasar. Ketiga di Makassar, INPP membangun mixed use antara hunian kelas atas di harga Rp2-5 miliar. “Kita sudah mulai akan orbit tahun ini dan di tahun depan kita akan handover hotel Hyatt Place. Ini semacam adiknya Grand Hyatt ini akan menjadi Hyatt Place pertama di Indonesia yang kita bawa ke Makassar,” ujar Anthony Prabowo Susilo.
Di Kota Makassar, tambah Anthony, kami juga sedang merencanakan membangun development mix dan rencananya di tahun depan juga akan merilis satu produk lagi pertama kami di Kota Balikpapan dan kami juga ada rencana di Kota Semarang. Jadi memang sudah 5 kota, Jakarta, Bandung, Makassar, Balikpapan dan Semarang. Jadi memang kami sedang aktif di luar Jakarta.
INPP yakin, semua proyek property yang sedang dikembangkan akan mampu memenuhi permintaan pasar khususnya kalangan milenial yang menjadi target segementasi pemasarannya. Jika dilihat dari rentang usia, rata-rata pembeli properti INPP berada di usia 35 tahun ke atas.
“Untuk milenial memang solusinya kita bikin produk yang lebih terjangkau untuk mereka. Tentunya kami menawarkan skema yang menjembatani agar milenial bisa membeli properti kami seperti di Antasari Place. Kami memberikan skema agar mereka bisa mencicil dulu DP selama beberapa kali. Setelah DP tercapai, bisa dilanjutkan dengan KPA. Jadi, kami juga dibantu dengan beberapa Bank BUMN maupun swasta yang bekerja sama untuk menyediakan plafon cicilan kredit,” pungkasnya.














