Cobisnis.com-Jakarta-Perusahaan penyedia jasa layanan video conference, Zoom meningkatkan target pendapatan hampir dua kali lipat.
Hal tersebut seiring adanya lonjakan jumlah pengguna yang bekerja dari rumah atau melakukan telekonferensi di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Dikutip dari Reuters, saham perusahaan yang berbasis di San Jose, California itu pun meningkat hingga mendekati 5 persen dalam perdagangan setelah laporan keuangannya menunjukkan pendapatan dan laba lebih tinggi dari yang diperkirakan pelaku pasar.
Perusahaan menaikkan perkiraan pendapatan setahun penuh ke kisaran US$1,78 miliar hingga US$1,80 miliar, dari sebelumnya US$905 juta hingga US$915 juta.
Analis memperkirakan pendapatan rata-rata Zoom akan berada di kisaran US$935,2 juta. Dalam laporan kuartalnya, Zoom memiliki 265.400 pelanggan yang memiliki lebih dari 10 pegawai. Angka tersebut meningkat hampir empat kali lipat jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Saat ini, Zoom juga harus bersaing dengan Cisco Systems Inc dengan layanan Webex, Teams oleh Microsoft dan Google Meet untuk mendapatkan pelanggan berbayar meski secara bersamaan juga menawarkan versi gratis untuk pelanggannya.
Secara keseluruhan, pendapatan Zoom tercatat sebesar US$328,2 juta, jauh lebih tinggi dari yang diprediksi analis yaitu sebesar US$202,7 juta. Meski mengalami lonjakan pendapatan, biaya perusahaan pun juga meningkat tajam.
Zoom mencatatkan pertumbuhan biaya perusahaan hingga 330 persen menjadi US$103,7 juta. Salah satu biaya terbesar Zoom adalah pusat data dan bandwidth untuk melakukan panggilan host.
Zoom menjalankan beberapa pusat data sendiri, tetapi juga membayar untuk layanan cloud computing dari Amazon.com Inc, Amazon Web Services juga dari Microsoft, dan pada April perusahaan menambahkan Oracle Corp sebagai vendor.