JAKARTA, Cobisnis.com – Fenomena digitalisasi, termasuk investasi seperti robot trading dan aset Crypto disambut banyak pihak. Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo menyebut sebaiknya pemerintah membukakan jalan masa depan investasi yang banyak disukai anak-anak muda saat ini.
“Ekonomi digital adaah milik anak-anak muda. Kita yang tua-tua ini hanya bisa tut wuri handayani, membukakan jalan masa depan bagi mereka yang akan menghadapi perubahan dunia yang begitu mendasar dalam beberapa waktu ke depan,” ujar Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Keamanan dan Pertahanan KADIN Indonesia yang juga biasa disapa Bamsoet ini.
Saat itu Bamsoet hadir sebagai keynote speech dalam seminar ‘Fenomena Robot Trading, Aset Crypto, dan Sistem Pembayaran di Indonesia’, di Jakarta, Selasa (22/2/22). Bamsoet mengapresasi seminar yang dihelat Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia yang bisa membuat semua pihak beradaptasi kemajuan teknologi, termasuk investasi digital.
“Fenomena ini mengisyaratkan bahwa harus ada langkah-langkah pembenahan konkrit dan efisien, untuk mencegah agar tidak semakin banyak masyarakat yang menjadi korban. Di sisi lain, langkah-langkah pembenahan tersebut harus dapat menghindarkan prersepsi yang keliru mengenai paradigma ekonomi digital seperti halnya fenomena robot trading dan aset crypto,” jelas Bamsoet.
Kementerian Perdagangan melalui Peraturan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) Nomor 7 Tahun 2020 tentang Penetapan Daftar Aset Kripto yang Dapat Diperdagangkan di Pasar Fisik Aset Kripto, telah memberikan izin 229 aset kripto untuk diperjualbelikan.
Saat ini pun Indonesia menjadi pasar kripto terbesar di Asia Tenggara, dengan angka kapitalisasi mencapai sekitar Rp 900 triliun, dan jumlah investor mencapai 11 juta orang.
“Segala sesuatu yang manual, natural, dan mekanis akan digantikan dengan yang serba digital. Di tengah berbagai pembatasan aktivitas fisik selama masa pandemi Covid-19, kehadiran ekonomi digital semakin mendapatkan sambutan masyarakat luas yang membutuhkan pelayanan dan transaksi yang serba cepat dan efisien,” kata Bamsoet.
Selain Bamsoet, seminar itu juga menghadirkan narasumber Anggota DPR RI Komisi XI Mukhamad Misbakhun, Ketua Satgas Waspada Tongam Lumban Tobing, Kepala Departemen Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan Luthfi Zain Fuady, Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri yang diwakili Kasubdit 5nya, Kombes Makmun, Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan dan Penindakan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) Aldison SH, dan Sekretaris Jenderal APLI Ina Rachman.
Menurut Ina Rachman, latar belakang diselenggarakan acara seminar ini karena banyak sekali robot trading yang mempergunakan jaringan multi level marketing (MLM) atau direct selling. Hal itu dilakukan para pelaku bisnis robot trading untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
“Karena tanpa menggunakan jaringan network marketing atau jaringan direct selling, pertumbuhan bisnis mereka akan sangat lambat. Maka dari itu, kami dari Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) membutuhkan kepastian hukum apakah hal ini dibenarkan atau tidak berdasarkan regulasi yang berlaku di Indonesia,” katanya.
Ina berharapan dengan adanya seminar ini pemerintah dapat memberikan kepastian hukum bagi para pelaku pengusaha robot trading dan bagi konsumen pengguna robot trading.
“Bisa jadi ke depan kita tidak lagi mengenal lembaran-lembaran rupiah dan mata uang lainnya, kita beralih semua kepada digital,” tegasnya