JAKARTA, Cobisnis.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa resesi yang terjadi di Jepang dan Inggris memiliki dampak yang signifikan bagi ekonomi global, termasuk Indonesia.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa beberapa lembaga telah memproyeksikan penurunan kinerja ekonomi negara-negara maju pada tahun ini. Hal ini disebabkan oleh lonjakan suku bunga yang cukup tinggi di berbagai negara dalam waktu singkat, yang turut memengaruhi kinerja ekonomi negara-negara maju. “Penurunan ini membuat proyeksi dan outlook ekonomi banyak negara, terutama G7, cenderung melemah. Ini menjadi tantangan bagi ekonomi global,” kata Sri Mulyani di Jakarta, seperti dilaporkan oleh Antara pada Selasa (20/2/2024).
Menurut Sri Mulyani, kebijakan kenaikan suku bunga akan berdampak pada kondisi ekonomi Jepang dan Eropa secara keseluruhan. Negara-negara maju yang mengalami resesi sudah berada dalam kondisi ekonomi yang rapuh. Dia juga mengajak awak media untuk memantau perkembangan terkini mengenai kondisi ekonomi global. Bendahara Negara tersebut juga mengungkapkan bahwa dia akan menghadiri pertemuan G20 di Brasil pada minggu depan.
Sebagai informasi tambahan, ekonomi Jepang dilaporkan mengalami resesi setelah mengalami kontraksi selama dua kuartal berturut-turut pada kuartal ketiga dan keempat tahun lalu. Berdasarkan data pemerintah Jepang pada Kamis (15/2/2024), ekonomi negara tersebut mengalami penyusutan sebesar 0,4 persen secara tahunan pada periode Oktober-Desember karena penurunan belanja konsumen.
Berdasarkan data dari Kantor Kabinet Jepang, Produk Domestik Bruto (PDB) riil, yaitu total nilai barang dan jasa yang diproduksi di Jepang, menyusut sebesar 0,1 persen dari kuartal sebelumnya. Ini menandai kontraksi kedua berturut-turut setelah penurunan sebesar 0,8 persen pada kuartal ketiga 2023. Sementara itu, berdasarkan data dari Kantor Statistik Nasional, ekonomi Inggris dilaporkan mengalami kontraksi sebesar 0,1 persen pada kuartal III 2023, dan penurunan sebesar 0,3 persen pada kuartal IV 2023.









