JAKARTA, Cobisnis.com – PT Kliring Berjangka Indonesia (“PT KBI”) yang bergerak di bidang usaha Kliring Penjaminan dan Penyelesaian Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi, sekaligus sebagai Pusat Registrasi Sistem Resi Gudang, Penjaminan dan Penyelesaian Transaksi Pasar Fisik Komoditi, mempunyai anak usaha yaitu PT Kliring Perdagangan Berjangka Indonesia (“PT KPBI”) yang berfokus pada penjaminan skema Sistem Resi Gudang (SRG) dan Collateral Management Agreement (CMA), menyediakan layanan One Stop Commodity Solution bagi anggota kliringnya. Peran dari PT KPBI itu sendiri adalah sebagai Centre of Commodity Service (CENTRISE) dengan tujuan menciptakan ekosistem perdagangan berjangka yang menyatukan produsen, gudang aktif SRG, komoditas non-resi gudang, dan value chain.
Plt. Direktur Utama PT KBI Budi Susanto menjelaskan, “PT KBI melalui PT KPBI ingin terus memberikan manfaat bagi para pemilik komoditi dengan mengoptimalkan CENTRISE yang dimiliki untuk mendorong perluasan portofolio di Resi Gudang & CMA, terutama yang dapat mendukung program pemerintah dalam ketahanan pangan melalui pemanfaatan teknologi digital.”
Bersama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, PT KPBI berupaya menangani permasalahan yang dihadapi petani dan produsen komoditas di wilayah Jawa Timur. Sebagaimana diketahui, Jawa Timur memiliki peran penting sebagai lumbung pangan nasional pada tahun 2022, namun mengalami sejumlah kesulitan. Salah satunya adalah menurunnya kesejahteraan petani dan produsen karena kesulitan dalam menjual hasil panen dengan harga yang menguntungkan. Selain itu, terjadi kelangkaan pasokan pangan yang menyebabkan kenaikan harga, mengancam ketahanan pangan dan ketersediaan produk lokal.
Dalam menghadapi permasalahan tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan PT KPBI merancang sebuah rencana aksi yang dikenal sebagai Korporasi Petani. Rencana ini merupakan langkah alternatif untuk mengendalikan inflasi, mendorong kemandirian petani, serta memperkuat kedaulatan pangan di wilayah Jawa Timur. Korporasi Petani bertujuan untuk mengubah pola pikir petani dari sekadar sebagai produsen menjadi seorang entrepreneur. Mereka tidak hanya fokus pada proses on farm (selama masa bercocok tanam), tetapi juga memperhatikan aspek off farm (setelah masa panen).
Sejak pendiriannya pada tahun 2013, PT KPBI telah berhasil meningkatkan Nilai Penjaminan hingga 4 kali lipat pada tahun 2023. Melalui Nilai Penjaminan ini, sudah terdapat 2100 Kepala Keluarga Petani dan/atau Produsen yang merasakan manfaatnya. Dengan pencapaian yang signifikan ini, PT KBI menegaskan komitmennya dalam mengembangkan perdagangan komoditi di Indonesia melalui transaksi kontrak berjangka, komoditas, dan derivatif.
“PT KPBI memiliki potensi yang signifikan untuk berkembang, dan kami akan terus mendorong PT KPBI untuk melakukan berbagai inisiatif dan inovasi bisnis, terutama di bidang Resi Gudang & CMA. Kami berharap bahwa ke depannya, PT KPBI akan menjadi engine of growth bagi KBI selaku induk usaha”, ujar Budi.
Sementara itu Direktur Utama PT Kliring Perdagangan Berjangka Indonesia Fajar Hari Utomo mengatakan, “Ekosistem resi gudang tidak dapat berjalan sebagai single entity. Diperlukan pembentukan ekosistem menyeluruh dari hulu ke hilir untuk memberikan nilai ekonomi dan value chain agar ekosistem resi gudang dapat lebih optimal. Untuk itulah PT KPBI hadir melalui pembentukan CENTRISE sebagai one stop commodity service yang dapat memberikan layanan yang terpadu bagi para pelaku perdagangan komoditas, khususnya dalam hal pemanfaatan resi gudang.”