JAKARTA,Cobisnis.com – PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan kenaikan kredit kendaraan bermotor (KKB) pada tahun 2023 sebesar 20,8 persen mencapai Rp56,9 triliun.
Direktur Utama BCA, Jahja Setiaatmadja mengakui jika kredit kendaraan bermotor BCA sepanjang tahun 2023 memang tumbuh fantastis.
Menurutnya, hal ini terjadi karena beberapa hal, antara lain masalah kekurangan semikonduktor atau chips untuk mobil pada tahun 2022 sehingga menyebabkan masyarakat lebih cenderung menahan pembelian mobil pada tahun tersebut.
Apalagi masyarakat diharuskan inden dalam jangka waktu tertentu.
“Orang biasanya kalau mau beli mobil ngebet banget dan langsung mau instan. Begitu ada uang dan fasilitas lihat mobil keren langsung beli saat itu juga. Tapi kalau nunggu setahun kemudian dan banyak dealer jual dengan harga tidak memikat, tergantung saat terima delivery itu harganya berapa. Ada ketidakpastian dan orang tidak suka,” ujar Jahja dalam konferensi pers yang dikutip Jumat 26 Januari.
Selain itu, dikatakan jahja, banyak masyarakat kemudian cenderung beralih ke pbelian mobil bekas atau second-hand.
Jahja melanjutkan, pada tahun 2023 yang lalu pasokan kendaraan bermotor sudah lebih baik sehingga waktu tunggu tidak begitu panjang yang ikut mendorong peningkatan kredit KKB.
Masyarakat juga cenderung senang karena mampu membeli mobil sesuai dengan waktu yang tepat tanpa harus menunggu lama.
Faktor kedua, lanjut Jahja, pasar untuk mobil bekas di Indonesia masih sangat besar. Masyarakat yang cenderung tidak bisa mendapatkan mobil baru kemudian beralih ke secondary market yang juga didukung oleh diskon yang berkisar antara 10-15 persen.
“Jadi orang lebih mau beli mobil bekas tinggal pinter-pinter melihat aja apakah mobil itu mulus atau engga. Jadi ini menyebabkan permintaan kita di tahun 2023 meningkat fantastis apalagi dengan pricing yang BCA berikan,” sambung Jahja.
Jahja menambahkan, gelaran expo yang dilakukan BCA pada tahun 2023 juga turun mendongkrak KKP dalam 3 tahun terakhir sebesar 2,6 kali lipat.
Dari sisi potensi pertumbuhan KKB di tahun 2024, Jahja menyebut porsi yang bisa diraih BCA masih sangat besar, apalagi kredit kendaraan bermotor listrik sangat tinggi.
Sepanjang tahun 2023, kredit kendaraan bermotor listrik naik hampir 4 kali lipat secara tahunan mencapai Rp1,3 triliun.
“Potensi pertumbuhan tetap besar apalagi ada EV meski dalam tahap permulaan. Tahun lalu EV laku sejuta, tahun ini mungkin 10 ribu secara industri. Tapi market share kita lumayan di EV sehingga prospek ke depan kalau EV berkembang tentu market share kita akan bertambah,” pungkas Jahja.