JAKARTA,Cobisnis.com – Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Badan Pangan Nasional telah menyiapkan dana pinjaman sebesar Rp28.772.200.000.000 atau Rp28,7 triliun untuk BUMN pangan, ID FOOD dan Perum Bulog.
Pinjaman tersebut memiliki bunga yang murah karena disubsidi pemerintah. Adapun besaran subsidi bunga untuk pinjaman tanpa jaminan sebesar 3 sampai 4,5 persen. Tingkat bunga pinjaman yang dikenakan penyalur dikurangi oleh tingkat subsidi bunga.
Sedangkan jika dengan jaminan, subsidi bunga yang diberikan sebesar 2 sampai 3 persen. Tingkat bunga pinjaman setelah diberikan penjaminan pemerintah dikurangi tingkat subsidi bunga.
Lalu, digunakan untuk apa dana pinjaman dengan bunga murah tersebut?
Direktur Utama ID FOOD, Frans Marganda Tambunan menjelaskan dana pinjaman dari Kemenkeu tersebut akan digunakan untuk menyerap 12 komoditas Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).
Adapun komoditas yang dimaksud yakni beras, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai, ikan, daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, gula, dan konsumi minyak goreng.
“(Dana pinjaman ini) diberikan ke Bulog dan ID FOOD untuk men-support program cadangan pangan pemerintah untuk 12 komoditi,” tuturnya kepada wartawan di Waskita Rajawali Tower, Jakarta ditulis Selasa, 9 Januari.
Dari 12 komoditas tersebut, sambung Frans, beras, kedelai dan jagung menjadi tugas Perum Bulog. Sementara sisanya yakni minyak goreng, daging ayam, telur ayam, daging ruminansia, ikan, bawang merah, bawang putih, cabai, dan gula menjadi tugas ID FOOD.
Terkait bunga pinjaman diangka 2 hingga 3 persen, Frans mengatakan bahwa ID FOOD tidak mempermasalahkan besarannya. Menurut dia, bunga pinjaman tersebut jauh lebih rendah dibanding komersil.
“Sekarang kalau dibandingkan komersil berapa bunganya? Iya 9-10, udah pemerintah bantu begitu ya alhamdulillah,” tuturnya.
Terkait dengan penyerapan, Frans mengatakan untuk ID FOOD terjadi pada komoditas daging ayam dan telur ayam.
Sebab, ID FOOD masih melanjutkan penugasan terkait program bantuan pangan pengentasan stunting kepada 1,4 juta keluarga rawan stungting (KRS) di 7 provinsi.
“Kemudian yang kemungkinan penyerapan besar ada di minyak goreng, daging sapi, dan gula,” katanya.