JAKARTA, Cobisnis.com – Corporate Communication Manager PT Djarum, Budi Darmawan, menegaskan bahwa Djarum tidak terlibat dari awal dalam Konsorsium Nusantara yang dipimpin oleh Sugianto Kusuma atau Aguan. Menurut Budi, keterlibatan perusahaan dalam proyek IKN terfokus pada program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dengan membangun taman botani sebagai ruang publik non-profit di IKN.
“Berdasarkan informasi yang kami miliki, Djarum terlibat dalam pengembangan dan pembangunan taman botani di IKN. Ini bukan dalam hal investasi, melainkan merupakan program CSR kami,” jelas Budi saat dihubungi Kompas.com pada hari Kamis, 4 Januari 2024. Saat ini, proyek taman botani Djarum masih dalam tahap perencanaan dengan target groundbreaking yang masih akan dijadwalkan.
Sementara Konsorsium Nusantara, sebelumnya dikenal sebagai Konsorsium ASG, sedang membangun kawasan terpadu di IKN senilai Rp 20 triliun.
Pada awalnya, nama Djarum termasuk dalam daftar 10 investor yang diungkapkan oleh Otorita IKN (OIKN) dalam Rapat Kerja bersama Badan Anggaran DPR RI di Jakarta, pada hari Senin, 18 September 2023. Sepuluh investor tersebut mencakup ASG yang dimiliki oleh Aguan, Salim Group milik Anthony Salim, Sinarmas milik Franky Wijaya, Pulauintan milik Pui Sudarto, dan Djarum milik Budi Hartono. Selain itu, Wings Group milik William Katuari, Adaro milik TP Rahmat/Boy Tohir, Barito Pacific milik Prajogo Pangestu, Mulia Group milik Eka Tjandranegara, dan Astra milik Jardine Cycle & Carriage Limited (50,11 persen) dan publik (49,89 persen).
Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi OIKN, Agung Wicaksono, menjelaskan bahwa komposisi perusahaan dalam konsorsium merupakan hal internal konsorsium. “Tingkat keterlibatan dalam proyek pembangunan di IKN dapat berubah-ubah sesuai dengan jenis kebutuhan pembangunan. Pembagian peran antara perusahaan merupakan wewenang internal konsorsium. Secara proyek demi proyek,” kata Agung.









