JAKARTA, Cobisnis.com – Banyak orang masih percaya bahwa memotong kuku di malam hari bisa mendatangkan kesialan atau bahkan bahaya. Kepercayaan ini sudah lama diwariskan secara turun-temurun, termasuk di Indonesia.
Lalu, apakah benar kebiasaan ini bisa berdampak negatif? Untuk memahaminya, mari kita lihat dari sisi budaya dan juga sains.
Mitos ini muncul pada masa lalu ketika penerangan belum memadai. Beberapa alasan yang sering disebut antara lain:
– Sulit melihat di malam hari. Dahulu orang hanya mengandalkan lampu minyak atau lilin. Kondisi cahaya redup membuat risiko melukai jari lebih tinggi saat memotong kuku.
– Keyakinan mistis. Ada anggapan kuku menyimpan energi tubuh. Jika dibuang pada malam hari, dipercaya bisa mengundang roh jahat atau kesialan.
– Tradisi leluhur. Di Jepang dan beberapa budaya Asia, memotong kuku malam hari dikaitkan dengan umur pendek serta dianggap tidak menghormati orang tua.
Namun, dari sudut pandang medis tidak ada bukti yang mendukung anggapan tersebut. Justru faktanya berbeda:
– Pencahayaan modern membuat lebih aman. Dengan adanya lampu listrik, memotong kuku malam hari bisa dilakukan dengan mudah tanpa takut melukai jari.
– Tidak memengaruhi keberuntungan. Kepercayaan ini hanyalah mitos dan tidak memiliki dasar ilmiah.
– Bermanfaat bagi kebersihan. Memotong kuku secara teratur, kapan pun waktunya, membantu menjaga kesehatan tubuh.
Kesimpulannya, memotong kuku di malam hari adalah mitos lama yang lahir dari keterbatasan zaman dahulu. Dengan teknologi saat ini, kita bisa melakukannya kapan saja tanpa khawatir.
Meski begitu, jika seseorang masih memegang kepercayaan ini karena alasan tradisi atau budaya keluarga, hal itu tetap patut dihargai sebagai pilihan pribadi.














