Jakarta,Cobisnis.com – Setelah berhasil menorehkan prestasi penambahan jumlah perusahaan tercatat tertinggi di
ASEAN selama 5 tahun berturut-turut sejak 2018, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan sebanyak 59 perusahaan tercatat baru pada tahun 2022 lalu. Pada tahun 2023 ini, BEI kembali memacu
kinerja untuk melampaui pencapaian tersebut dan menorehkan milestone baru. Adapun langkah yang dilakukan BEI salah satunya adalah melalui koordinasi dan kerja sama dengan Kementerian Badan
Usaha Milik Negara (BUMN). Hal ini dilakukan guna mendukung pengembangan pasar modal Indonesia dan mempercepat pemanfaatannya di lingkungan BUMN.
Langkah koordinasi serta kerja sama ini dituangkan dalam suatu Nota Kesepahaman atau memorandum
of understanding (MoU) yang ditandatangani oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan Direktur Utama BEI Iman Rachman di Main Hall BEI pada hari Senin (27/2). Prosesi ini dilanjutkan dengan penandatanganan MoU antara BEI dan PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) yang merupakan salah satu perusahaan BUMN.
MoU tersebut ditandatangani oleh Direktur Utama BEI Iman Rachman dan
Direktur Utama PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) Arisudono Soerono. Adapun, kerja sama antara BEI dengan PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) adalah dalam rangka pengembangan dan
penyelenggaraan pasar karbon di Indonesia.
Penandatanganan MoU antara BEI dengan Kementerian BUMN diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah, transparansi, dan akuntabilitas perusahaan, serta entitas anak usaha BUMN. Hal ini akan
membantu meningkatkan daya saing perusahaan BUMN di tingkat nasional maupun global. Ruang lingkup kerja sama BEI dan Kementerian BUMN ini dapat mendukung pengembangan pasar modal
melalui sosialisasi, edukasi, serta pendampingan mengenai go public, sekaligus penerbitan instrumen
pendanaan pasar modal lainnya untuk perusahaan dan entitas anak usaha BUMN.
Selain hal tersebut,kerja sama ini juga meliputi pengembangan dan penerapan tata kelola yang baik (Good Corporate
Governance), Environmental, Social & Governance (ESG), serta kerja sama dalam memajukan ekosistem startup khususnya di lingkungan BUMN. Melalui kerja sama ini, BEI juga berkomitmen untuk memberikan edukasi mengenai investasi di pasar modal.
Sampai dengan hari Jumat (24/2), telah terdapat 37 perusahaan tercatat dari BUMN dan entitas anak usaha BUMN. Dari 37 perusahaan tersebut, 14 di antaranya adalah perusahaan BUMN dan 23 lainnya
adalah entitas anak BUMN. Iman menyatakan, “Prestasi membanggakan BUMN tercermin dari nilai kapitalisasi pasar Bursa yang 23,4%-nya dimiliki oleh BUMN dan entitas anak usahanya. Selain itu pula, perusahaan dan entitas anak BUMN memberikan kontribusi sebanyak 2,78 triliun atau 27% dari rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) di Bursa dari total RNTH 2023 sebesar Rp10,3 triliun.”
Iman juga menambahkan, “Kami berharap agar angka tersebut dapat terus meningkat. Ke depannya akan lebih banyak lagi perusahaan BUMN dan entitas anak usaha BUMN yang dapat memanfaatkan berbagai alternatif pendanaan yang tersedia di pasar modal Indonesia, seperti penerbitan sukuk, green
bond, efek beragun aset, dan lainnya.”
Sebelumnya, salah satu entitas anak BUMN, Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) melakukan pencatatan saham di BEI pada Jumat (24/2). Pencatatan tersebut juga merupakan bentuk komitmen
kerja sama dari kedua belah pihak untuk memajukan pasar modal Indonesia, selain itu untuk mendorong perusahaan dan entitas anak BUMN yang memiliki peran penting sebagai pilar pertumbuhan sekaligus penggerak ekonomi di Indonesia, untuk tercatat di BEI. Oleh karena itu, kerja sama ini sangat diharapkan dapat meningkatkan jumlah perusahaan dan entitas anak BUMN yang tercatat di BEI.
Pada akhirnya hal tersebut dapat meningkatkan governance dari BUMN dan entitas anak BUMN, serta turut
meningkatkan likuiditas pasar modal Indonesia.