JAKARTA, Cobisnis.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengumumkan bahwa perpanjangan program bantuan pangan beras pemerintah hingga Juni 2024 telah berhasil mengurangi laju inflasi. Program ini menyediakan bantuan pangan beras sebanyak 10 kg untuk 22 juta penerima manfaat.
Menurut Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Bapanas, Rachmi Widiriani, dalam sebuah diskusi virtual yang berjudul “Persiapan Ramadan, Kondisi Harga Bahan Pokok” pada Senin (4/3/2024), “Data menunjukkan bahwa penyaluran bantuan pangan beras sejak awal tahun 2023, yang awalnya dimulai pada bulan Maret, dan diperpanjang hingga Juni 2024, telah memiliki dampak positif dalam mengendalikan laju inflasi.”
Rachmi menyatakan bahwa kehadiran bantuan pangan beras ini membantu 22 juta penerima manfaat untuk tidak perlu berebut beras di pasar selama 2-3 minggu ke depan. “Program bantuan pangan beras ini akan terus berlanjut hingga semester pertama tahun 2024,” tambahnya.
Namun, Rachmi juga mengungkapkan bahwa produksi beras dalam 8 bulan terakhir telah di bawah angka kebutuhan bulanan. Kebutuhan beras nasional sekitar 2,5 juta ton setiap bulannya.
Oleh karena itu, pemerintah telah mengambil tindakan dengan mengeluarkan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebagai bentuk intervensi. Selain itu, pemerintah juga berencana untuk mengimpor 3,6 juta ton beras guna memastikan ketersediaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tahun 2024.
Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mencatat bahwa tingkat inflasi pada bulan Februari 2024 mengalami kenaikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya, dengan salah satu penyebab utamanya adalah kenaikan harga beras. Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah, menyatakan bahwa tingkat inflasi bulanan mencapai 0,37 persen pada bulan Februari, meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,04 persen.
Sedangkan secara tahunan, tingkat inflasi mencapai 2,75 persen pada bulan Februari, juga meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 2,57 persen.
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi pemicu utama inflasi bulanan, dengan kontribusi sebesar 1 persen dan memberikan andil terhadap inflasi secara keseluruhan sebesar 0,29 persen. Di antara komoditas tersebut, beras menjadi penyumbang inflasi terbesar pada bulan Februari, dengan andil sebesar 0,21 persen.
Secara regional, 26 provinsi mengalami inflasi pada bulan tersebut, dengan Sumatera Barat mencatatkan inflasi tertinggi, mencapai 1,17 persen secara bulanan.









