JAKARTA, Cobisnis.com – Bank Indonesia (BI) menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang belakangan terus mengalami tekanan. Rupiah tercatat melemah 0,3 persen dan kini berada pada posisi terendah sejak April 2025.
Gubernur BI menyampaikan bahwa otoritas moneter akan bertindak “bold” atau berani dalam menahan pelemahan rupiah. Pernyataan ini ditujukan untuk menenangkan pasar sekaligus menunjukkan kesiapan BI menghadapi gejolak eksternal.
Langkah intervensi yang disiapkan meliputi berbagai instrumen di pasar domestik. Di antaranya melalui transaksi spot, kontrak derivatif NDF (Non-Deliverable Forward), serta pembelian obligasi pemerintah di pasar sekunder.
Selain itu, BI juga berencana memanfaatkan instrumen di pasar luar negeri. Aksi ini ditujukan agar aliran modal asing tetap terjaga, dan likuiditas dolar bagi pelaku usaha bisa tersedia dengan lancar.
Pelemahan rupiah selama beberapa bulan terakhir didorong oleh penguatan dolar AS. Faktor eksternal seperti kebijakan suku bunga The Fed dan ketidakpastian ekonomi global membuat investor cenderung memilih aset aman.
Dampak pelemahan rupiah sangat signifikan terhadap perekonomian nasional. Harga impor berpotensi meningkat, yang pada gilirannya dapat mendorong inflasi dan menekan daya beli masyarakat.
Selain itu, utang luar negeri pemerintah maupun swasta akan semakin berat. Hal ini karena pembayaran bunga dan pokok utang dalam dolar akan membutuhkan rupiah lebih banyak.
BI menekankan, intervensi ini bukan hanya untuk stabilisasi jangka pendek. Tujuan besarnya adalah menjaga kredibilitas kebijakan moneter, agar pasar tetap percaya pada stabilitas makroekonomi Indonesia.
Pasar keuangan domestik, terutama pasar obligasi dan saham, sangat bergantung pada arah kebijakan BI. Jika intervensi berjalan efektif, maka volatilitas dapat ditekan dan aliran modal asing berpotensi kembali masuk.
Dengan langkah agresif ini, pemerintah dan BI berharap stabilitas rupiah segera pulih. Keseimbangan nilai tukar dianggap sebagai kunci menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional di tengah gejolak global.














