JAKARTA, Cobisnis.com – Mohamed Salah, salah satu pemain terbesar dalam sejarah Liverpool dan ikon global sepak bola dalam satu dekade terakhir, kini menghadapi keretakan besar dalam hubungannya dengan klub yang telah ia bela selama sembilan musim penuh kejayaan. Meski telah memenangkan dua gelar Premier League, satu Liga Champions, dan satu Club World Cup, hubungan antara bintang asal Mesir itu dan Liverpool berubah drastis setelah sebuah wawancara luar biasa pasca hasil imbang 3-3 melawan Leeds.
Masalah sebenarnya telah muncul sejak musim lalu ketika masa depan kontraknya sempat menjadi tanda tanya besar. Meski akhirnya mendapat kontrak baru, performa buruk Liverpool musim ini terperosok ke posisi ke-10 dan kalah enam dari 15 pertandingan membuat Salah tak lagi menjadi pilihan utama. Tersisih dari starting lineup dan menjadi pemain cadangan membuatnya merasa dikhianati.
Dalam wawancara mengejutkan di luar stadion, Salah mengungkapkan rasa kecewanya: ia merasa klub “melemparkannya ke bawah bus” dan tidak lagi menepati janji yang diberikan pada musim panas lalu. Ia juga menyebut hubungannya dengan manajer Arne Slot tiba-tiba memburuk, membuatnya merasa tidak diinginkan di klub.
Liverpool merespons cepat dengan mencoret Salah dari skuad yang bertandang ke Milan untuk laga Liga Champions. Slot mengatakan dirinya terkejut sekaligus menegaskan bahwa keputusan klub menunjukkan sikap tegas terhadap situasi yang memanas tersebut. Komentar Salah pun memicu debat luas. Jamie Carragher menyebut perkataannya “memalukan,” sementara Wayne Rooney mengatakan Salah sedang “merusak warisannya sendiri.”
Kini masa depan Salah berada di ujung tanduk. Dengan Piala Afrika segera dimulai dan bursa transfer Januari akan dibuka, peluang hengkang semakin besar. Cara Salah melambaikan tangan kepada fans setelah laga kontra Leeds juga dianggap sebagai tanda perpisahan. Saudi Pro League menjadi tujuan paling mungkin, namun kepindahan ke Serie A juga disebut-sebut sebagai opsi realistis.
Jika benar berpisah, maka berakhir sudah salah satu kisah cinta terbesar dalam sejarah Liverpool sebuah era keemasan yang dibangun di atas kehebatan seorang pemain yang kini tampak semakin jauh dari Anfield.














