JAKARTA, COBISNIS.COM – Pemerintah Tiongkok akan menerapkan tarif sebesar 34% terhadap seluruh produk asal Amerika Serikat (AS) sebagai respons atas langkah Presiden AS Donald Trump yang lebih dulu menetapkan tarif tinggi terhadap barang-barang dari Negeri Tirai Bambu. Trump menilai bahwa pihak Tiongkok tidak bermain secara adil dalam hubungan dagang bilateral.
Melalui unggahan di media sosial, Trump menyampaikan bahwa menurutnya China bertindak secara keliru dan tengah mengalami kepanikan. Ia menegaskan bahwa ada satu hal yang tidak mampu dilakukan oleh China, sebagaimana dilansir oleh Reuters pada Sabtu (5/4/2025).
Selain menyoroti persoalan tarif, Trump turut mengeklaim bahwa kondisi lapangan kerja di AS mengalami peningkatan signifikan. Ia menyebut bahwa kebijakan ekonomi yang dijalankannya mulai menunjukkan hasil yang positif.
Trump juga menyampaikan bahwa angka ketenagakerjaan di AS sangat menggembirakan, bahkan melampaui ekspektasi. Menurutnya, hal ini merupakan bukti keberhasilan kebijakan yang diterapkannya, dan ia mengajak masyarakat AS untuk tetap teguh karena menurutnya negara tidak boleh kalah dalam persaingan ekonomi global.
Sebagai informasi, pada Maret 2025, perekrutan tenaga kerja di AS mencatat lonjakan yang melampaui perkiraan. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa terdapat penambahan sebanyak 228.000 pekerjaan, jauh di atas proyeksi yang hanya sekitar 130.000. Meski demikian, tingkat pengangguran mengalami sedikit kenaikan dari 4,1% pada Februari menjadi 4,2% pada Maret. Pendapatan per jam rata-rata juga mengalami pertumbuhan sebesar 0,3%, mencapai USD 36, sedikit lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya.
Beberapa sektor yang mengalami peningkatan perekrutan antara lain transportasi, layanan kesehatan, pekerjaan sosial, dan perdagangan. Namun, kondisi ini bisa berubah, terutama dengan adanya kebijakan tarif baru, pemotongan anggaran, serta potensi pengurangan pegawai pemerintah.
Tanggapan dan Langkah Balasan dari Tiongkok
Menurut laporan CNN pada Jumat (4/4), Presiden Trump telah mengumumkan tambahan tarif sebesar 34% terhadap seluruh produk asal China yang masuk ke pasar AS. Kebijakan ini dinilai berpotensi memperburuk ketegangan perdagangan antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia.
Pemerintah Tiongkok menyatakan bahwa keputusan Trump dianggap telah melanggar hak dan kepentingan China. Karena itu, China memutuskan untuk memberikan respons dengan memberlakukan tarif serupa.
Sejak kembali menjabat pada Januari 2025, Trump diketahui telah menetapkan dua tahap tarif tambahan sebesar 10% atas seluruh barang impor dari China. Langkah ini, menurut Gedung Putih, diperlukan untuk menekan arus masuk fentanil ilegal ke AS. Dengan kebijakan ini, total tarif efektif terhadap produk China yang masuk ke AS mencapai 54%.
Menanggapi hal tersebut, pemerintah China akan menerapkan tarif sebesar 34% terhadap seluruh produk dari Amerika Serikat mulai 10 April 2025.
Berikut adalah pernyataan lengkap dari Pemerintah China mengenai kebijakan tarif balasan terhadap AS:
Pada tanggal 2 April 2025, otoritas Amerika Serikat mengumumkan penerapan ‘tarif timbal balik’ atas produk ekspor asal Tiongkok.
Kebijakan tersebut dinilai tidak selaras dengan prinsip perdagangan internasional, sangat merugikan hak serta kepentingan sah Republik Rakyat China, dan mencerminkan bentuk intimidasi sepihak yang terang-terangan.
Berdasarkan Undang-Undang Tarif, Undang-Undang Kepabeanan, dan Undang-Undang Perdagangan Luar Negeri Republik Rakyat China, serta ketentuan hukum nasional lainnya dan prinsip dasar hukum internasional, dan dengan persetujuan dari Dewan Negara, maka Pemerintah China akan menerapkan tarif tambahan atas seluruh produk asal Amerika Serikat yang diimpor, mulai pukul 12:01 pada 10 April 2025.
Ketentuan Tarif Tambahan yang Ditetapkan oleh China:
-
Pengenaan tarif sebesar 34% akan berlaku atas semua barang impor dari Amerika Serikat, berdasarkan tarif yang telah berlaku sebelumnya.
-
Kebijakan mengenai obligasi, insentif pengurangan pajak, serta pembebasan pajak yang sudah berjalan tetap akan diberlakukan tanpa perubahan. Tarif tambahan tersebut tidak akan dihapuskan maupun dikurangi.
-
Untuk barang-barang yang dikirim sebelum pukul 12:01 pada 10 April 2025 dan tiba di China antara pukul 12:01 tanggal 10 April hingga pukul 24:00 pada 13 Mei 2025, maka tarif tambahan sebagaimana diatur dalam pengumuman ini tidak akan diberlakukan.