Cobisnis.com – Acer Indonesia beberapa hari lau baru saja mengadakan acara rutinnya yaitu seri webinar dengan topik pendidikan berjudul “Penerapan Kurikulum Darurat pada Masa Pembelajaran Jarak Jauh”. Topik tersebut diangkat karena setelah sekian bulan menjalani masa pandemi, Indonesia menghadapi sejumlah penyesuaian di berbagai bidang. Salah satunya adalah dalam bidang pendidikan, di mana kenormalan baru turut membawa sejumlah masalah.
Inilah yang Acer ingin fasilitasi, menyediakan wadah untuk berbagi informasi dan diskusi demi berjalannya pendidikan yang baik di kondisi khusus seperti ini, dalam bentuk webinar dan situs berbagi informasi khusus bagi para guru yaitu Guraru.
Dalam webinar, Acer menghadirkan para pembicara yang kompeten dalam bidangnya seperti Dr. Rachmadi Widdiharto M.A. selaku Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dikdas Kemdikbud RI, Iwan Ridwan selaku Dewan Pembina Ikatan Guru Indonesia (IGI) DKI Jakarta, dan Aulia Wijiasih sebagai Education for Sustainable Development (ESD) Specialist.
Dalam acara yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam, dibagikan beberapa temuan yang menarik yang ditemukan oleh masing-masing pembicara. Seperti yang dijabarkan oleh Bapak Rachmadi yang sekaligus membuka sesi presentasi. Beliau menjelaskan bahwa Mendikbud mengeluarkan Surat Edaran No 4 Tahun 2020 yang memberi panduan atas penyesuaian kebijakan pendidikan masa pandemi.
Ada 2 prinsip yang ingin diinformasikan dalam Surat Edaran tersebut. Seperti pertama, para tenaga pengajar harus menjunjung keselamatan dan kesejahteraan siswa. Di mana penyesuaian bentuk pengajaran atau penyampaian kurikulum secara jarak jauh tidak menciptakan lebih banyak stres dan kecemasan bagi siswa sendiri dan keluarganya. Sedangkan prinsip kedua adalah untuk tetap realistis. Artinya tenaga pengajar atau guru memiliki ekspektasi realistis mengenai apa yang dapat dicapai dan menggunakan penilaian profesional dari rencana pembelajaran yang dijalankan.
Dalam membuat bentuk baru pengajaran, satuan sekolah dapat melakukan penyederhanaan kompetensi dasar yang mengacu pada kurikulum 2013. Kemdikbud juga membebaskan satuan pendidikan atau sekolah untuk memilih 3 opsi pelaksanaan kurikulum yang sesuai dengan kondisi masing-masing.
Seperti 1) Tetap menggunakan kurikulum 2013; 2) Kurikulum darurat atau dalam kondisi khusus (sebagaimana keputusan Balitbang atas Kompetensi Inti/Kompetensi Dasar yang disederhanakan); atau 3) Menggunakan kurikulum mandiri. Guru juga dapat menggunakan berbagai perangkat untuk mengajar, tidak harus buku teks.
Sebagai pengisi presentasi kedua, Bapak Iwan menekankan bahwa pemberlakuan kurikulum dalam kondisi khusus ini diciptakan untuk memberikan relaksasi ke para guru dan orang tua. Sebab perubahan secara tiba-tiba tentu memberikan rasa tidak nyaman. Sehingga diharapkan dengan adanya kurikulum dalam kondisi khusus ini bisa meminimalisir dampak buruk belajar mengajar secara jarak jauh.
Beliau menyarankan bagi para satuan guru untuk melakukan penilaian diagnostik, untuk mengetahui kondisi psikis siswa. Sebab dalam kondisi ini guru tidak mengetahui bagaimana kondisi lingkungan belajar siswa-siswanya. Kemudian tetap melakukan penilaian kompetensi, atau mengukur capaian dan kemampuan siswa seperti biasa yang dilakukan.
IGI DKI Jakarta berperan sebagai tenaga yang membantu pemerintah meningkatkan profesionalisme, menghimpun ide dan masalah para guru, masukan pemerintah, dan juga problem solving sekaligus layanan pemberian pelatihan bagi para guru.
Pengisi sesi presentasi ketiga, Bu Aulia hadir sebagai pembicara yang berfokus memberikan informasi cara pendekatan pengajaran.
Pada intinya beliau menyarankan pengajaran dilakukan secara kolaboratif dan kontekstual (menitikberatkan pada penelitian/ bisa diteliti). Ini dianjurkan agar para siswa tidak merasa terbebani dengan penerimaan informasi yang satu arah saja. Sebagai bentuk pengajaran yang selalu ia lakukan, Bu Aulia menekankan bahwa bentuk pengajaran tersebut bahkan menjadi semakin baik dan efektif diaplikasikan pada saat masa pandemi.
Sebagai usaha tambahan yang ingin Acer berikan dalam memfasilitasi wadah berbagi informasi, dalam webinar ini Acer juga informasikan langkah menghidupkan kembali Guraru (Guru Era Baru) yang telah diinisiasi 10 tahun lalu. Guraru merupakan sebuah situs pendidikan yang memuat hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan, mulai dari permasalahan yang dihadapi guru, siswa, sekolah, kurikulum, dan lainnya. Dihadirkan dengan latar belakang sebagai penyeimbang antara informasi, hiburan, dan pengetahuan di era maraknya kemajuan dunia maya.
Bentuk langkah awal, Acer Indonesia mengadakan kompetisi menulis dengan beragam hadiah, salah satunya laptop Acer. Guraru Writing Competition 2020 mengajak para guru untuk bisa berbagi cerita mengenai pengalaman dan tantangan yang dihadapi di masa kenormalan baru. Sekolah, guru, siswa hingga orang tua dituntut beradaptasi dengan situasi baru dan cara belajar mengajar yang berbeda. Oleh karena itu pasti banyak cerita menarik untuk dibagikan ke sesama.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai kompetisi yang dibuka hingga 9 Oktober 2020 ini, silakan kunjungi https://guraru.org/guru-berbagi/guraru-writing-competition-2020/.