JAKARTA, Cobisnis.com – Israel memusnahkan ratusan buaya di sebuah peternakan di kawasan Petza’el, Tepi Barat, Palestina, dengan dalih kekhawatiran terhadap keamanan publik. Langkah ini langsung memicu polemik di tingkat internasional.
Otoritas Israel menyatakan bahwa peternakan tersebut telah lama melanggar standar keselamatan. Buaya disebut berkali-kali kabur dari kandang akibat fasilitas yang dianggap tidak layak.
Selain itu, kondisi kesejahteraan hewan di lokasi tersebut juga diklaim memprihatinkan. Pihak berwenang menyebut banyak buaya hidup di kandang rusak dengan sistem perawatan yang buruk.
Alasan lain yang dikemukakan adalah potensi ancaman keamanan. Lokasi peternakan dinilai rawan menjadi target sabotase oleh pihak lawan.
Israel mengklaim jika pagar dirusak dan buaya dilepaskan, maka hewan-hewan itu bisa membahayakan warga di permukiman sekitar. Risiko itu disebut terlalu besar untuk diabaikan.
Namun, keputusan pemusnahan massal ini menuai kritik keras dari kelompok lingkungan hidup dan organisasi kesejahteraan satwa. Mereka menilai langkah tersebut terlalu ekstrem.
Kelompok pemerhati lingkungan menuntut investigasi independen terkait kondisi sebenarnya di peternakan tersebut. Mereka juga mempertanyakan apakah semua buaya benar-benar dalam kondisi sakit.
Sejumlah laporan menyebutkan bahwa sebagian besar buaya justru masih dalam kondisi sehat. Ini menambah pertanyaan soal urgensi pemusnahan total.
Dari sisi politik, kasus ini kembali menyorot dinamika ketegangan panjang di wilayah Palestina. Banyak pihak menilai kebijakan keamanan kerap berbenturan dengan prinsip kemanusiaan.
Hingga kini, pemerintah Israel tetap bersikukuh bahwa keputusan itu diambil demi keselamatan publik. Sementara tekanan dari komunitas internasional soal transparansi terus menguat.














