JAKARTA, Cobisnis.com – Sistem kalender Masehi adalah penanggalan yang paling banyak digunakan di dunia saat ini. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa kalender ini memiliki sejarah panjang yang berawal dari masa kekaisaran Romawi. Sebelum dikenal seperti sekarang, sistem ini telah mengalami beberapa kali perubahan dan penyesuaian.
Awalnya, bangsa Romawi menggunakan kalender lunar yang didasarkan pada siklus bulan. Kalender tersebut hanya memiliki 10 bulan dengan total 304 hari, sementara musim dingin tidak dimasukkan ke dalam hitungan. Hal ini membuat penanggalan mereka tidak sinkron dengan peredaran matahari.
Sekitar tahun 713 SM, Raja Numa Pompilius menambahkan dua bulan baru, yaitu Januari dan Februari. Dengan tambahan itu, jumlah bulan menjadi 12 seperti sekarang, namun masih belum akurat karena panjang tahunnya tidak sesuai dengan waktu yang dibutuhkan bumi mengelilingi matahari.
Ketidaktepatan tersebut akhirnya diperbaiki oleh Julius Caesar pada tahun 45 SM. Ia memperkenalkan kalender baru yang dikenal sebagai Kalender Julian. Kalender ini menggunakan sistem solar, dengan satu tahun terdiri dari 365 hari dan tambahan satu hari setiap empat tahun sekali, yang dikenal sebagai tahun kabisat.
Meskipun lebih akurat dibanding sebelumnya, Kalender Julian masih menyisakan kesalahan kecil dalam perhitungan waktu. Setiap tahunnya, terjadi selisih sekitar 11 menit dari tahun tropis bumi. Dalam jangka waktu berabad-abad, selisih ini menyebabkan pergeseran tanggal terhadap musim.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Paus Gregorius XIII melakukan reformasi pada tahun 1582. Ia memperkenalkan Kalender Gregorian, yang menyesuaikan kembali perhitungan tahun kabisat agar lebih presisi. Kalender inilah yang kemudian menjadi dasar sistem penanggalan Masehi yang digunakan hingga sekarang.
Perubahan ke Kalender Gregorian tidak langsung diterima di seluruh dunia. Beberapa negara Eropa baru mengadopsinya bertahun-tahun kemudian, bahkan Rusia dan Yunani baru resmi menggunakannya pada abad ke-20. Namun seiring globalisasi, kalender ini akhirnya menjadi standar internasional.
Menariknya, sistem kalender Masehi juga erat kaitannya dengan sejarah agama Kristen. Istilah “Masehi” berasal dari nama Yesus Kristus (Mesias), karena perhitungan tahun dimulai dari perkiraan kelahirannya. Karena itu, kalender ini juga dikenal sebagai Anno Domini (AD) yang berarti “tahun Tuhan kita”.
Kini, kalender Masehi menjadi alat penting dalam kehidupan modern. Ia menjadi dasar dalam menentukan tanggal, peristiwa sejarah, hingga kegiatan internasional. Asal-usulnya yang panjang menunjukkan bagaimana manusia terus berusaha menyempurnakan cara menghitung waktu dengan lebih akurat dan universal.














