JAKARTA, Cobisnis.com – Militer Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan udara terhadap sebuah kapal yang diduga membawa narkoba ilegal di lepas pantai Venezuela, menewaskan empat orang pada Jumat (4/10). Serangan ini menjadi yang keempat dalam beberapa minggu terakhir, menurut pernyataan Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth.
Hegseth mengatakan serangan dilakukan di perairan internasional, dan seluruh korban merupakan pria. Ia menegaskan kapal tersebut membawa jumlah besar narkotika yang ditujukan ke AS.
“Serangan-serangan ini akan terus berlanjut sampai serangan terhadap rakyat Amerika berhenti,” tulis Hegseth di platform X.
Dalam video berdurasi sekitar 40 detik yang dibagikan Hegseth, terlihat kapal bergerak di laut sebelum dihantam rentetan proyektil yang menyebabkan ledakan besar. Meski demikian, Hegseth tidak menunjukkan bukti konkret terkait muatan kapal tersebut dan hanya menyebut awak kapal sebagai “narco-teroris.”
Presiden Donald Trump juga mengklaim, tanpa bukti, bahwa kapal itu membawa cukup narkoba untuk membunuh 25.000 hingga 50.000 orang.
Biasanya, operasi pemberantasan narkoba di laut dilakukan oleh Penjaga Pantai AS (U.S. Coast Guard), bukan oleh militer. Namun kali ini, Pentagon memberi tahu Kongres bahwa Trump telah menetapkan AS sedang terlibat dalam “konflik bersenjata non-internasional” dengan kartel narkoba, guna membenarkan penggunaan kekuatan militer di Karibia.
Langkah ini menuai kritik dari beberapa ahli hukum militer, yang menilai tindakan tersebut tidak memenuhi standar hukum perang internasional karena menargetkan tersangka tanpa proses hukum.
Selain itu, terjadi peningkatan besar kekuatan militer AS di kawasan Karibia selatan, termasuk pesawat tempur F-35 di Puerto Rico, delapan kapal perang, ribuan marinir, dan satu kapal selam bertenaga nuklir.
Presiden Nicolas Maduro sebelumnya menuduh AS berupaya menggulingkannya. Washington bahkan menggandakan hadiah menjadi US$50 juta bagi siapa pun yang memberikan informasi yang dapat mengarah pada penangkapan Maduro, dengan tuduhan keterlibatan dalam jaringan narkoba tuduhan yang dibantah keras oleh Maduro.














