JAKARTA, Cobisnis.com – PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mencatat telah melayani sebanyak 3.490.916 orang pelanggan kereta api jarak jauh dan lokal di seluruh wilayah operasional selama musim libur sekolah.
Adapun angka tersebut merupakan kumulasi sejak 20 Juni hingga 6 Juli 2025 pukul 24.00 WIB. Musim libur sekolah tahun ini menjadi momentum penting bagi KAI dalam menghadirkan layanan transportasi publik yang andal dan berdampak luas.
Vice President Public Relations KAI Anne Purba mengatakan tingginya minat masyarakat terhadap perjalanan kereta api memuncak pada 6 Juli 2025 kemarin, di mana KAI mencatat rekor harian dengan melayani 235.866 pelanggan atau 140 persen dari kapasitas tempat duduk harian yang disediakan sebanyak 167.912.
Menurut Anne, pencapaian ini juga berkat sistem layanan penumpang dinamis, yaitu kursi yang sama dapat digunakan oleh pelanggan berbeda pada stasiun-stasiun tertentu sepanjang rute perjalanan stasiun keberangkatan dan stasiun akhir.
“Kondisi ini menunjukkan kereta api tak hanya menjadi pilihan utama masyarakat untuk bepergian, tetapi juga mampu menjawab kebutuhan mobilitas secara efisien,” kata Anne dalam keterangan resmi, Senin, 7 Juli.
Hingga Senin, 7 Juli 2025 pukul 10.00 WIB, KAI mencatat penjualan tiket mencapai 4.182.516 untuk periode 20 Juni hingga 12 Juli 2025, atau setara 112,24 persen dari kapasitas yang tersedia sebanyak 3.726.531 tempat duduk.
Anne mengatakan, tingginya angka penjualan ini turut didorong oleh keberhasilan program Diskon 30 persen untuk KA Ekonomi Komersial yang digelar sejak 5 Juni hingga 31 Juli 2025.
Dari total kuota promo sebanyak 3.529.612 tempat duduk, telah terjual 2.415.763 tiket atau 68 persen pemanfaatan hingga 7 Juli pagi.
“Bahkan, 6 Juli 2025 kemarin juga mencatat rekor sebagai hari penjualan promo tertinggi, yakni 84.615 tiket terjual dalam satu hari,” jelasnya.
Anne menambahkan, keberhasilan ini tidak hanya mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan kereta api, tetapi juga menjadi katalis positif bagi perekonomian daerah.
Setiap lonjakan mobilitas pelanggan membawa dampak langsung terhadap penghidupan masyarakat di sekitar stasiun dan destinasi wisata.
“Kita bisa melihat warung makan, penginapan, pasar lokal, hingga tempat wisata rakyat ikut ramai karena naiknya kunjungan pelanggan. Liburan sekolah bukan hanya tentang bepergian, tapi tentang perputaran ekonomi yang lebih merata,” kata Anne.














