JAKARTA, COBISNIS.COM – Perusahaan layanan internet berbasis satelit yang dimiliki oleh Elon Musk, yaitu Starlink, telah meraih surat uji laik operasi (ULO) dan akan memasuki pasar Indonesia pada bulan Mei ini. Meskipun demikian, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, perusahaan yang beroperasi dalam sektor bisnis serupa, menyatakan bahwa mereka tidak khawatir dengan kehadiran Starlink.
Menurut Direktur Wholesale & International Service Telkom Indonesia, Bogi Witjaksono, keduanya memiliki nilai bisnis yang berbeda, sehingga Telkom yakin tidak akan kalah bersaing.
Telkom mencatatkan laba bersih sebesar Rp 6,3 triliun pada akhir kuartal pertama 2024. Witjaksono menyatakan bahwa perbedaan nilai bisnis antara Telkom dan Starlink terletak pada disparitas harga layanan yang mereka tawarkan. Telkom menawarkan layanan seperti selular dan Indihome yang menggunakan kabel, sementara Starlink menawarkan layanan satelit dengan harga yang berbeda.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat bahwa Starlink telah mengajukan izin sebagai penyelenggara layanan Very Small Aperture Terminal (VSAT) dan Internet Service Provider (ISP). Dengan izin tersebut, Starlink dapat menyediakan layanan internet langsung kepada konsumen rumahan di Indonesia dalam skema B2C (business-to-consumer).
Witjaksono menekankan bahwa harga layanan Starlink memiliki disparitas yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan layanan Telkom seperti fix broadband dan selular. Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan bahwa Starlink akan diluncurkan dalam dua pekan ke depan di Indonesia setelah semua perjanjian dan lisensi telah ditandatangani.