JAKARTA, Cobisnis.com – Proses akuisisi 100% saham PT Bank Commonwealth oleh PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) semakin terang, dengan target penyelesaian pada 1 Mei 2024.
Fusion kedua bank ini berpotensi mengubah peta aset bank terbesar di Indonesia, memperbesar aset OCBC NISP, dan membuka peluang untuk naik ke posisi 10 besar bank dengan aset terbesar.
Laporan keuangan OCBC NISP per November 2023 menunjukkan total aset mencapai Rp 253,25 triliun, sementara total aset Commonwealth Indonesia pada periode yang sama sekitar Rp 16,48 triliun.
Dengan penggabungan aset keduanya, total aset OCBC NISP menjadi Rp 269,72 triliun, memperkuat posisinya di jajaran 10 bank dengan aset terbesar.
Pada November 2023, OCBC NISP telah menggeser Bank Permata yang memiliki aset Rp 244 triliun, dan setelah akuisisi selesai, diperkirakan aset OCBC NISP akan terus meningkat.
Dalam kategori bank swasta dengan aset terbesar, OCBC NISP berada di posisi tiga, setelah Bank Central Asia (BCA) dan Bank CIMB Niaga. Total aset CIMB Niaga per November mencapai Rp 323,5 triliun, dan posisi ini bisa tergeser oleh OCBC NISP tergantung pada kinerja bisnis kedua bank.
Namun, menurut Ekonom dan Guru Besar Universitas Indonesia, Budi Frensidy, OCBC NISP masih jauh dari bank KBMI 4 yang memiliki aset besar di industri perbankan.
Pertumbuhan aset bank selaras dengan peningkatan kinerja kredit dan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK). Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan, optimis menjaga pertumbuhan kredit seiring pertumbuhan DPK. Dalam laporan keuangan kuartal IV 2023, CIMB Niaga menargetkan pertumbuhan DPK sekitar 10% YoY.
Bank Tabungan Negara (BTN) juga berupaya meningkatkan asetnya, terutama dengan rencana melepas Unit Usaha Syariah-nya (UUS).
Direktur Utama Bank BTN, Nixon Napitupulu, optimistis bahwa aset BTN Syariah dapat mencapai di atas Rp50 triliun pada akhir 2023, seiring dengan stimulus pemerintah di sektor perumahan dan minat masyarakat pada pembiayaan syariah yang tinggi.