JAKARTA, Cobisnis.com – Israel terus melakukan penyerangan membabi buta ke wilayah Gaza dengan dalih ingin menghancurkan HAMAS. Yang terbaru, serangan Israel pada Selasa (18/10/2023) malam menuai kecaman. Sebab, roket israel menghancurkan Rumah Sakit Arab al-Ahli di Gaza dan menewaskan 500 orang pasien dan pengungsi di dalamnya.
Ada sebuah video yang menampakan pesawat tempur Israel menjatuhkan misilnya ke rumah sakit yang dibangun oleh lembaga amal kristiani itu hingga membuat rumah sakit itu hancur. Api terlihat membakar gedung dan bagian halaman rumah sakit yang penuh dengan pasien.
Tak hanya pasien, rumah sakit itu juga dipenuhi oleh para pengungsi yang ingin berlindung dari pemboman usai negeri zionis itu meminta semua penduduk Gaza untuk mengungsi. Sayang, tempat perlindungan itu luluh lantak, mayat-mayat berserakan, bahkan banyak dari mereka adalah anak-anak.
Ambulan dan mobil penduduk pun langsung mengevakuasi ratusan korban dari rumah sakit itu ke rumah sakit lainnya, yaitu Al-Shifa. Padahal, rumah sakit itu juga sudah penuh dengan korban serangan Israel lainnya. Padahal, peralatan rumah sakit, alat-alat kesehatan dan obat-obatan sangat minim.
Israel sempat membantah menjadi pelaku serangan seraya mengunggah video yang memperlihatkan serangan roket yang gagal dari dalam negara Gaza hingga menghancurkan rumah sakit. Tampak dalam video itu serangan roket yang ditembakkan, namun salah satunya gagal meluncur dan menyebabkan ledakan. Sayangnya, video itu dibantah oleh wartawan asal New York karena video itu direkam 40 menit setelah ledakan di rumah sakit itu diberitakan ke publik, alias video itu hanya rekaan semata. Setelah itu akun akun pemerintah Israel menghapus video tersebut. Tapi Israel tetap membantah dan menuduh salah satu kelompok militan di Gaza sebagai pelakunya.
Gara-gara kejadian itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengutuk serangan udara yang menargetkan Rumah Sakit Al-Ahli di Jalur Gaza pada Selasa (17/10) yang menewaskan lebih dari 500 orang. Abbas menganggap serangan ini “pembantaian yang mengerikan” dan tidak dapat ditoleransi.
Abbas juga membatalkan pertemuannya dengan Presiden AS Joe Biden, Raja Yordania Abdullah II, dan Presiden Mesir Abdul Fattah Al Sisi yang dijadwalkan pada Rabu di Amman, Yordania untuk membahas perang tersebut. gara-gara kejadian mengerikan itu.