JAKARTA,Cobisnis.com – ST Telemedia Global Data Centres (Indonesia) atau PT STT GDC Indonesia, sebagai penyedia pusat data terkemuka, mengumumkan penyelesaian struktur bangunan pusat data pertamanya di Indonesia, yakni STT Jakarta 1 (6/12/2022). Fasilitas baru ini merupakan bangunan pertama dari kampus pusat data yang dikembangkan bersama Triputra Group, perusahaan konglomerat terkemuka di Indonesia, dan Temasek, perusahaan investasi global. Ketika rampung, kampus pusat data tersebut akan mendukung kapasitas daya critical IT hingga 72 megawatt, dan STT Jakarta 1 sendiri dapat mendukung hingga 19,5 megawatt ketika beroperasi penuh pada kuartal II 2023 nanti.
STT Jakarta 1 memiliki lokasi strategis di Kabupaten Bekasi, ke arah timur Jakarta, serta memiliki gross floor area seluas 18.000 meter persegi. Pusat data ini hendak menjawab kebutuhan perusahaan-perusahaan hyperscalers, serta perusahaan Indonesia dan multinasional di berbagai bidang – mulai dari perbankan dan keuangan, konten, game, dan e-commerce. Maka dari itu, STT Jakarta 1 menyediakan infrastruktur digital untuk memenuhi kebutuhan akan layanan digital dan cloud yang terus meningkat. Sejalan dengan rencana pengembangan yang tengah berjalan, PT STT GDC Indonesia telah melakukan penandatanganan proses pembelian tanah untuk pembangunan pusat data kedua di kampus tersebut.
STT Jakarta 1 dibangun sesuai standar-standar global yang ketat untuk keamanan dan keberlangsungan bisnis. Fasilitas pusat data baru berstandar TIA-942 Rated-3 ini mampu memastikan kelancaran operasional dalam keadaan yang tidak terduga, dengan menyediakan tingkat redundansi tinggi untuk daya, penyimpanan, komputasi dan kapasitas jaringan. PT STT GDC Indonesia juga sedang dalam proses untuk memperoleh sertifikasi Uptime Tier-3 Tier Certification of Design Documents, LEED Gold, serta berbagai program kualifikasi ISO dan Threat Vulnerability Risk Assessment (TVRA) untuk memastikan lingkungan operasional yang aman dan optimal.
Selaras dengan fokus dan komitmen global STT GDC untuk mencapai kinerja operasional pusat data yang netral karbon, operasional pusat data STT Jakarta 1 akan memenuhi syarat netral karbon sejak hari pertama.
“Pencapaian ini adalah tonggak strategis bagi kami memasuki pasar pusat data Indonesia, sekaligus menjadi langkah penting untuk memperkuat posisi kami sebagai penyedia pusat data terkemuka di Asia Pasifik. Saya yakin, keahlian kami dalam merancang, membangun, dan mengoperasikan pusat data untuk pasar-pasar terbesar dan paling rumit di Asia, dapat menjawab kebutuhan ekonomi digital Indonesia yang yang sedang marak, serta mempercepat digitalisasi di negara dengan perekonomian digital terbesar di Asia Tenggara ini,” ujar Lionel Yeo, Chief Executive Officer, Asia Tenggara, STT GDC.
Pusat data ini akan menyediakan platform untuk memajukan inovasi digital di Indonesia, yang kemudian akan membantu mendorong pertumbuhan ekonomi. Penelitian yang baru-baru ini dilakukan STT GDC dengan Oxford Economics mengenai potensi manfaat ekonomi yang diperoleh dari proyek-proyek pusat data, menemukan bahwa, fasilitas pusat data berkapasitas 20 megawatt dengan siklus hidup 30 tahun dapat berkontribusi dalam peningkatan PDB hingga 5,3 miliar USD dan menciptakan 28.000 lapangan kerja dalam kurun waktu beberapa tahun (job years[1]). Manfaat perekonomian dari STT Jakarta 1 bagi masyarakat setempat akan melampaui jumlah investasi awal pembangunan fasilitas tersebut. Bersama dengan aktivitas pelanggan, vendor, dan staf pendukung lain yang terus berlangsung, pusat data ini akan menciptakan puluhan ribu lapangan kerja di sepanjang siklus hidupnya.
PT STT GDC Indonesia juga menandatangani MOU dengan PT Mora Telematika Indonesia (Moratelindo), salah satu penyedia infrastruktur dan jaringan telekomunikasi terbesar di Indonesia. Sebagai bagian dari MOU, Moratelindo akan mendirikan point-of-presence (PoP) di STT Jakarta 1 untuk melayani kebutuhan konektivitas pelanggan domestik, regional dan internasional di kampus pusat data. PoP merupakan lokasi fisik, di mana beberapa jaringan dan perangkat komunikasi saling terkoneksi, dan umumnya dilengkapi dengan network interface seperti network switches, router, dan server, yang membantu pengguna terhubung dengan internet, mitra bisnis, kantor cabang, dan layanan cloud publik.
“Sebagai pusat data yang bersifat carrier-neutral, STT Jakarta 1 akan terus menggandeng penyedia jaringan seperti Moratelindo untuk mendukung kebutuhan pelanggan dalam negeri dan internasional. Kami optimis bahwa pertumbuhan ekonomi digital Indonesia akan memacu berbagai bisnis melakukan digitalisasi demi memenuhi permintaan konsumen digital yang terus berkembang. STT GDC sudah memilki rekam jejak penerapan standar operasional global yang menempatkan kami pada posisi pemimpin pasar di berbagai negara. Kami berharap dapat meningkatkan standar untuk pusat data di Indonesia dan memberi kepuasan lebih bagi pelanggan kami melalui layanan berkualitas tinggi yang telah dikenal di berbagai tempat di mana kami hadir,” tutup Hendrikus Hendra Gozali, Country Head, Indonesia, PT STT GDC Indonesia.
Menurut riset Google, Temasek, dan Bain & Company, ekonomi digital Indonesia bernilai sekitar 77 miliar USD di tahun yang lalu dan diproyeksikan akan mencapai 130 miliar USD pada 2025. Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang besar ini turut mendorong pertumbuhan pusat data, yang bernilai 1,67 miliar USD di tahun 2022 dan diproyeksikan mencapai 3,43 miliar USD pada 2027[2]. Pertumbuhan ini banyak didorong oleh permintaan layanan colocation dari penyedia layanan cloud, seiring dengan tumbuhnya pengguna internet di Indonesia yang mencapai 200 juta[3] orang di tahun 2022.[dra]