JAKARTA, Cobisnis.com – Hubungan diplomatik Indonesia–Jerman yang telah terjalin secara resmi pada tahun 1952, dipererat oleh kerjasama di berbagai bidang dimana sebelumnya telah disepakati penguatan hubungan kemitraan strategis kedua negara melalui 3 fokus bidang kerjasama yaitu pendidikan vokasi, energi terbarukan dan maritim.
Sehubungan dengan kerjasama di bidang energi terbarukan, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM bekerjasama dengan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) secara rutin sejak 2018 menyelenggarakan acara Indonesia-German Renewable Energy Day (RE-Day).
Pemerintah Indonesia menargetkan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% pada 2025 melalui rencana bauran energi nasional. Mengacu pada laporan kinerja triwulan III 2021 tentang sektor ketenagalistrikan pada 21 Oktober 2021, diinformasikan bahwa Indonesia memiliki bauran energi terbarukan mencapai 13,54% sesuai data Agustus 2021 dari target 15% yang ditetapkan pada 2021.
RE-Day yang berlangsung pada 30 November dan 1 Desember 2021, mengusung topik “Power to the Islands! Making Indonesia the Global Leader in Decentralised Power Generation and Green Energy Innovation” dihadiri oleh ratusan peserta dari kedua negara.
Sebagai kekuatan ekonomi terbesar di ASEAN, Indonesia telah menarik banyak perusahaan multinasional untuk berinvestasi, dan topik yang diangkat tahun 2021 ini bertujuan untuk untuk memberikan wawasan lebih jauh tentang bagaimana daya saing global Indonesia dapat ditingkatkan melalui EBT.
Acara ini mempertemukan para tokoh penting, baik instansi pemerintah maupun swasta guna mendorong pengembangan EBT di Indonesia. Sebagai wadah bertemunya berbagai pihak strategis, RE-Day menjadi momentum untuk mengumumkan dan menandatangani komitmen secara resmi melalui Pledge Renewable Energy Commitment.
PT Suryacipta Swadaya, pengembang dan pengelola kawasan industry “Suryacipta City of Industry”, diwakili oleh Wilson Effendy selaku Wakil Presiden Direktur merupakan satu dari tiga perusahaan di Indonesia yang hadir dan menyatakan komitmen pemanfaatan EBT di perusahaannya.
Wilson mengungkapkan “Saat ini Suryacipta menerapkan sistem lead by example, dimana kami memberi contoh dahulu dengan menggunakan energi listrik berbasis solar panel fotovoltaik pada gedung dan infrastruktur kawasan kami, Kami juga aktif mempromosikan dan mendorong tenant kami untuk mengikutinya”.
Ini merupakan langkah awal kami dan akan terus kami tingkatkan kapasitasnya dalam 3 tahun kedepan serta terus mencari, mempelajari dan mengembangkan metode lain untuk diterapkan di kawasan-kawasan kami, tambah Wilson.
Selain mengembangkan 1.400ha kawasan industri Suryacipta (Karawang), PT Suryacipta Swadaya juga mengembangkan 2.700ha di Subang, yang dikenal sebagai Subang Smartpolitan.
Subang Smartpolitan bahkan sudah dimimpikan, direncanakan, didesain dan dikembangkan dengan konsep smart and sustainable, termasuk menerapkan EBT pada infrastrukturnya. Sebagai kota yang terintegrasi, dimana terdapat hunian, komersil, pendidikan dan rekreasi, energi baru terbarukan harus sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari (lifestyle).
Adapun Suryacipta City of Industry di Karawang, sebagai proyek pertama Suryacipta, telah diakui secara internasional dan menyandang status sebagai Eco-Industrial Park (EIP) oleh United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) atas dasar penilaian kelayakan yang dilakukan di berbagai kawasan industri di 8 negara.
Hal ini semakin menegaskan bahwa Suryacipta sejak awal telah cukup serius dalam mengarahkan kawasannya untuk memaksimalkan penggunaan EBT. Selaras dengan visi Suryacipta yaitu “Building a Better Indonesia”, maka penggunaan EBT adalah suatu keharusan untuk mengurangi emisi karbon serta mengantisipasi perubahan iklim.