Cobisnis.com – Pendiri Alibaba Group, Jack Ma, akhirnya muncul di depan umum saat menemui ratusan guru pedesaan China melalui panggilan video secara virtual. Ini adalah kemunculan pertama kalinya Jack Ma pasca menghilang hampir tiga bulan usai mengkritik Otoritas Keuangan China sehingga menimbulkan banyak spekulasi.
Jack Ma yang memiliki kekayaan bersih hingga USD60,7 miliar dikabarkan hilang dan disebut berada di bawah pengawasan pemerintah China. Kembalinya Jack Ma meredakan kekhawatiran masyarakat sehingga berpengaruh positif bagi saham Alibaba.
“Kemunculan kembali Jack Ma telah memberikan ketenangan pikiran bagi investor setelah sekian banyak rumor, memungkinkan mereka untuk menumpuk di saham yang sempat lesu di pasar,” kata Direktur Penjualan di pialang UOB Kay Hian, Hong Kong, Steven Leung, dilansir Reuters, Rabu (20 Januari 2021),
Jack Ma tidak muncul di depan umum sejak 24 Oktober. Ketika itu dia mengecam sistem regulasi China dalam pidatonya di forum Shanghai. Pidato itu membuatnya bertentangan dengan para pejabat dan menyebabkan penangguhan IPO blockbuster Grup Ant senilai USD37 miliar untuk afiliasi keuangan Alibaba.
Saat diketahui Ma muncul, saham Alibaba yang terdaftar di Hong Kong melonjak lebih dari 10% karena berita ini dianggap kabar baik. Pertama kali kabar ini dilaporkan Tianmu News, media online yang didukung pemerintah Zhejiang, provinsi yang menjadi markas Alibaba.
Topik berjudul “Jack Ma tampil pertama kali di depan umum” dan video pidatonya kepada ratusan guru langsung menjadi trending di aplikasi Weibo, China.
Meskipun Jack Ma telah mengundurkan diri dari berbagai posisi di perusahaan, Ia tetap memiliki pengaruh signifikan terhadap Alibaba dan Ant Group.
Ma rajin mempromosikan perusahaannya secara global, di acara bisnis maupun politik, serta aktif membimbing bakat manajemen di “Alibaba Partnership” yang merupakan grup manajer perusahaan berjumlah 35 orang anggota.
China diketahui telah meningkatkan tindakan keras berupa regulasi terhadap perilaku anti–kompetitif di sektor internet dan Alibaba menjadi target investigasi anti-trust yang diluncurkan Pemerintah China.
Alibaba saat ini berencana mengumpulkan sedikitnya USD5 miliar melalui penjualan obligasi dalam mata uang Dolar AS. Dan itu akan dilakukan bulan ini juga.