Cobisnis.com – Palo Alto Networks memprediksi empat isu besar di sektor keamanan siber (cyber security) di tahun 2021. Sebelumnya, sepanjang tahun 2020 menjadi tahun yang menentukan sekaligus ujian yang sesungguhnya bagi ketahanan digital kolektif. Pandemi Covid-19 yang membuat masyarakat semakin digital dan terkoneksi masih akan memberi pengaruh selama tahun 2021.
Berikut empat isu utama cyber security 2021 yang disampaikan VP & Regional Chief Security Officer, Asia Pasifik dan Jepang, Palo Alto Networks, Sean Duce, dalam Webinar, Selasa (1 Desember 2020):
1. Data Pribadi bertebaran di mana-mana.
Covid-19 masih akan jadi isu utama. Future Market Insights menyatakan aplikasi contact tracing akan diluncurkan dengan tingkat 15 persen setiap tahunnya. Ini artinya data pribadi akan tersebar kemana-mana, tetapi di saat bersamaan makin banyak negara yang menerapkan kebijakan travel bubble dan reciprocal green lanes untuk menggairahkan kembali sektor pariwisata dan perhotelan.
Agar pengaturan tersebut menjadi efisien dan aman bagi wisatawan, data pribadi perlu dibagikan melintasi batas negara disertai dengan kontrol keamanan yang tepat dan komunikasi transparan tentang pengelolaan dan penyimpanan data tersebut.
Ada kebutuhan krusial akan pergerakan data antara pihak pemerintah, maskapai penerbangan, bandara, dan hotel akan menjadikan perdebatan mengenai bagaimana data disimpan, diakses dan digunakan makin mengemuka di tahun 2021.
Data-data yang diperoleh dari rapid test serta pemantauan dan pengecekan secara konstan – berlaku untuk semua orang, bahkan yang patuh terhadap peraturan sekalipun – akan membuat wisatawan berpikir dua kali tentang informasi yang mereka berikan kepada pihak lain ketika kegiatan berlibur kembali berlangsung.
2. Sejauh mana kesiapan menyambut kehadiran 5G?
iPhone 12 diperkirakan sebagai perangkat pertama yang memiliki kemampuan 5G sehingga banyak diadopsi. Jika penggunaan perangkat ini semakin masif, pastinya akan mengakselerasi peluncuran jaringan secara besar-besaran di banyak negara.
Industri telekomunikasi akan berupaya menggelar berbagai layanan baru untuk pelanggan dan pemerintah akan memanfaatkan peluang-peluang digital untuk pemulihan ekonomi pada tahun 2021.
Deloitte memprediksi, sepertiga dari pasar jaringan 5G akan dihadirkan pihak swasta pada 2020–2025. Koneksi 5G akan datang dari sektor-sektor industri seperti sektor pelabuhan, bandara, dan pusat-pusat logistik lainnya.
Survei Ciena menyatakan 31 persen responden perusahaan di Singapura, Indonesia, Filipina, dan Jepang sepakat bahwa manfaat 5G adalah mendorong terwujudnya transformasi digital dan berbagai aplikasi digital.
Di Asia Pasifik, sebagian besar pemerintah menjadi kunci yang mendorong 5G. Misalnya, pemerintah Australia menjanjikan investasi sebesar hampir AU$30 juta untuk uji coba 5G di sejumlah sektor, seperti agrikultur, pertambangan, dan logistik. Sementara di Bangkok, rumah sakit mulai menggunakan 5G untuk meningkatkan perawatan pasien dan efisiensi operasional.
3. Work From Home dan Manfaat Cloud
Tahun 2021 menjadi tahun di mana semua fokus akan tertuju pada manusia atau SDM. Tahun ini menawarkan beragam peluang baru bagi bisnis agar terus bertumbuh dan mendukung karyawan menuntaskan tugas-tugas dalam keseharian.
Seiring meningkatnya adopsi tools berbasis cloud, kebutuhan terhadap perangkat yang mahal dengan daya komputasi yang lebih besar makin berkurang. Keberadaan Desktop tervirtualisasi menjadi solusi yang makin populer.
Perusahaan/organisasi dapat menyediakan perangkat terkoneksi dan lebih simple yang memungkinkan karyawan dapat mengakses program dan sumber daya yang dibutuhkan secara daring/terkontrol, karyawan menerima penugasan secara langsung, sehingga aset vital perusahaan akan terproteksi.
Mendesain ulang secara total cara karyawan terhubung dapat memangkas komplikasi keamanan siber yang terkait dengan kebijakan Bring Your Own Computer (BYOC) yang sekarang telah menjadi kelaziman, sembari meningkatkan efisiensi dan efektivitas segmentasi jaringan.
Keamanan nantinya perlu dihantarkan melalui edge, yang akan menjadikan solusi seperti secure access service edge (SASE) menjadi norma keamanan siber baru berkat fleksibilitas, kesederhanaan dan visibilitasnya.
4. Tahun 2021, Semua pihak menata kembali lingkungan
Terjadinya perpindahan ke cloud secara masif tidak lagi ditujukan untuk mendukung tugas mendasar, seperti email. Makin banyak kegiatan virtual pada tahun 2021. Inilah yang mendorong perusahaan untuk meninjau kembali sistem keamanan di lingkungan cloud yang digunakan.
Meskipun kontrol keamanan jaringan tetap menjadi komponen penting dalam mendukung keamanan cloud, namun perusahaan perlu memperkuatnya dengan lapis tambahan, terutama di lingkup pengelolaan identitas dan manajemen akses (IAM) seiring meningkatnya skalabilitas pada penggunaan cloud di perusahaan.
Tahun ini, para peneliti Palo Alto Networks Unit 42 mengamati satu kesalahan konfigurasi IAM dapat memungkinkan penyerang menyusup hingga ke seluruh lingkungan cloud dan menembus hampir ke semua kontrol keamanan.
Kesalahan konfigurasi identitas ini ditemukan di banyak akun cloud, yang menunjukkan adanya risiko keamanan yang tidak kecil bagi organisasi. Bahkan berpotensi mempengaruhi seluruh lingkungan dalam waktu singkat.
Selama pandemi, tim IT disibukkan untuk mengurusi masalah-masalah fundamental. Nah, di tahun 2021, semakin banyak bisnis yang fokus menata kembali dan menyempurnakan fondasi yang telah dibangun selama ini dan lebih fokus hanya pada hal-hal krusial.
Pada 2019, Bain & Company dan Facebook memperkirakan 310 juta orang di Asia Tenggara akan berbelanja secara online pada 2025. Angka ini sepertinya akan tercapai pada akhir 2020, akibat Covid-19. Kebutuhan perusahaan serta seluruh sektor industri untuk sesegera mungkin melakukan migrasi aplikasi dan data ke cloud, mendorong diterapkannya automasi pada seluruh bagian, terlebih dengan makin tingginya kompleksitas lingkungan hybrid multi-cloud.