Cobisnis.com – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Kemenko Kemaritiman dan Investasi menyebut sejumlah benefit yang bisa dicapai jika Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, Jawa Barat, telah beroperasi dan berkolaborasi dengan Pelabuhan Tanjung Priok.
Pelabuhan Patimban berada di jalur Jakarta – Cirebon dan dapat ditempuh melalui tol Pantura maupun kereta api sehingga sangat strategis secara lokasi.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan sinergi dari kedua pelabuhan tersebut diharapkan dapat mengefisiensikan waktu dan biaya logistik. Terutama untuk menekan biaya logistik nasional dan meningkatkan efisiensi biaya ekspor produk Indonesia ke luar negeri, seperti produk otomotif.
“Secara lokasi Patimban menjadi lokasi strategis. Kita juga punya Pelabuhan Tanjung Priok. Pelabuhan Tanjung Priok ini akan dikembangkan dan diharapkan dapat saling mengisi dengan Pelabuhan Patimban,” kata Menhub Budi dalam siaran pers, Sabtu (28 November 2020).
Operasional Pelabuhan Patimban diprediksi bakal membuka sekitar 200.000 lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat, khususnya yang berdomisili di sekitar pelabuhan.
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan mengatakan kolaborasi Pelabuhan Patimban dengan Tanjung Priok disiapkan untuk menghadapi Asean Connectivity 2025.
“Kawasan industri di Jawa Barat ke Patimban hanya 1-2 jam. Waktu tempuh ini lebih cepat, lebih efisien karena hemat bahan bakar dan dapat mengurangi beban lalu lintas ruas tol Jakarta-Cikampek,” kata Luhut.
Tujuan utama pembangunan Pelabuhan Patimban diantaranya untuk mengurangi traffic eksisting di Pelabuhan Tanjung Priok yang mengakomodir 52 persen dari lalu lintas kontainer internasional di Indonesia.
Pelabuhan Patimban yang terkoneksi dengan jalan tol juga dapat mengangkat potensi pembangunan 10 kawasan industri prioritas di sepanjang Koridor Utara Jawa. Menurut Luhut, konektivitas Patimban dan Tanjung Priok dapat mendorong penurunan biaya logistik khususnya di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten hingga Jawa Tengah.
“Dengan komoditas utama pada tahap awal pengoperasian Pelabuhan Patimban untuk pasar otomotif, maka peran pelabuhan diharapkan dapat memperkuat ketahanan ekonomi, khususnya dalam mendukung aktivitas perdagangan di bidang manufaktur,” jelas Luhut.
Manfaat sosial dan ekonomi Pelabuhan Patimban termasuk mendukung kapasitas ekspor dan impor sebesar 16,5 juta Teus/tahun pada 2025, mendapatkan investasi 35 Triliun Rupiah dari JICA, dan dalam 10 tahun diharapkan membuka lapangan kerja hingga 4,3 juta.
“Pelabuhan Patimban direncanakan mulai beroperasi dengan soft launching untuk car terminal pada akhir tahun ini. Untuk itu diperlukan kerja keras dan sinergitas bersama antar Kementerian/Lembaga dan juga badan usaha serta investor,” kata Luhut.