Cobisnis.com – Kementerian Keuangan (kemenkeu) mengungkapkan secara virtual terkait realisasi APBN hingga September 2020. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa pendapatan Indonesia masih sesuai dengan proyeksi yang telah diperkirakan.
“Pendapatan negara kita masih sesuai dengan apa yang kita proyeksikan. Memang mengalami tekanan, karena semua bisnis dan pembayar pajak mengalami tekanan. Pendapatan negara kita mengalami kontraksi 13,7% atau mencapai Rp1.159 triliun yaitu 68,2% dari target Perpres 72 tahun 2020,” tegasnya dalam konferensi pers APBN KiTA edisi Oktober 2020, Senin (19/10/2020).
Pemerintah mengklaim berhasil mengakselerasikan belanjanya secara luar biasa pada kuartal ketiga yang diharapkan akan menjadi pendorong atau menciptakan siklus yang positif pada kuartal tiga dan empat.
“Sehingga sampai dengan September belanja Negara mencapai Rp1.841,1 triliun atau dalam hal ini pertumbuhannya mencapai 15,5% (yoy),” ujar Sri Mulyani.
Kalau kita lihat breakdownnya, tambah Sri Mulyani, belanja pemerintah pusat bahkan mengalami pertumbuhan mencapai di atas 21% yaitu 21,2% dan belanja di daerah dari sisi transfer juga sudah mulai menunjukkan positif 5,8%. Dengan keseimbangan primer kita mencapai negatif 44 7,3 dan untuk defisit keseluruhan mencapai Rp682,1 triliun atau defisitnya di 4,16%.
“Kalau teman-teman media melihat di Rp682,1 atau 4,16%, tolong diingat tadi saya menyampaikan defisit di berbagai negara lain bahkan mencapai di atas belasan dan 20%. Jadi kalau Indonesia defisit di 4,16% dengan pertumbuhan ekonominya diperkirakan kontraksi di kuartal ke-3 nya adalah sekitar minus 2 hingga minus 0,6 , kita berharap Indonesia jauh lebih baik dibandingkan peer grupnya,” tandas Sri Mulyani.