Cobisnis.com – Pandemi Covid 19 tidak menyurutkan pemerintah dalam mamasang target pertumbuhan ekonomi tahun depan. Dalam asumsi marko APBN 2021, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5%, inflasi 3%, dan nilai tukar rupiah Rp14,600, tingkat suku bunga SBN 7,29%, harga minyak USD45 per barel, lifting 705 rbph, lifting gas 1.007 rbsmph.
Demikian terungkap dalam laman resmi Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kamis 15 Oktober 2020. Kemudian sasaran dan indikator pembangunan ditambahkan Nilai Tukar Petani antara 102-104 dan Nilai Tukar Nelayan 102-104.
“Ada dua hal baru di tahun 2021 adalah menambahkan Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Nelayan di dalam sasaran indikator pembangunan,” jelas Kepala Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (PKAPBN) Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Ubaidi Socheh Hamidi yang dikutip IDX Channel, Kamis (15/10/2020)
Selanjutnya, dalam postur APBN 2021, pendapatan negara ditargetkan Rp1.743,6 triliun, belanja negara Rp2.750 triiliun, defisit 1.006,4 triliun atau 5,7%. Pendapatan negara harus tetap mendukung pemulihan ekonomi, tetapi dia juga harus memberikan insentif pajak yang terukur agar bisa memberikan akselerasi ekonomi.
“Di sisi belanja negara, tetap melanjutkan penanganan Covid tetapi juga untuk melakukan reformasi di tahun 2021 untuk mendukung spending better. Di sisi pembiayaan (juga diarahkan) untuk mendukung restrukturisasi BUMN, BLU maupun SWF (Sovereign Wealth Fund). Kemudian meningkatkan akses pembiayaan bagi UMKM, UMi dan perumahan MBR (Masyarakat Berpendapatan Rendah), serta melanjutkan dukungan terhadap pendidikan tinggi, penelitian dan kebudayaan,” pungkasnya.
Untuk mendukung akselerasi pemulihan ekonomi di tahun 2021, kebijakan strategis dalam APBN 2021 dialokasikan dana untuk pendidikan sebesar Rp550 triliun, kesehatan Rp169,7 triliun, perlindungan sosial Rp421,7 triliun, infrastruktur Rp413,8 triliun, ketahanan pangan Rp104,2 triliun, pariwisata Rp15,7 triliun dan bidang ICT Rp29,6 triliun.