Cobisnis.com – Pelaku usaha UMKM sering disebut sebagai sektor yang pertama akan bangkit di tengah pandemi Covid-19. Tapi sedikit yang tahu keberhasilan UMKM sangat membutuhkan prasyarat yaitu support system seperti komunitas usaha.
Hal ini yang diperjuangkan oleh komunitas UMKM Alumni Unpad yang diwadahi perkumpulan Bumi Alumni yang dibentuk oleh Dr. Dewi Tenty, SH, MH, M.Kn, yang kini memiliki anggota sudah mencapai 700 pelaku UMKM.
Dari jumlah tersebut sekitar 60% bergerak di bidang makanan minuman. Sebagiannya lagi bergerak di jalur usaha pakaian. Mayoritas anggotanya tersebar di Jawa Barat yang dikenal sebagai kantong UMKM terbesar di Indonesia.
“Kami juga punya anggota pengusaha reseller kok. Bahkan kami sampai punya tiga WA Group yang selalu aktif bertukar ide, kolaborasi, atau bikin tandem produk. Komunitas sangat berperan penting untuk UMKM bisa tumbuh, terutama saat ini. Mereka harus ditemani, karena pasti terbatas modal dan material,” ujar Dewi dilansir MNC Portal Indonesia, Sabtu (27 Maret 2021).
Dia mengaku komunitas yang dibentuknya bukan hanya asal-asalan. Perannya terus semakin lengkap dengan menjadi agregator produk anggotanya, bahkan memiliki koperasi produksi.
“Jangan hanya sebatas perdagangan tapi juga harus bisa melindungi anggotanya,” katanya.
Lingkup komunitasnya terus meluas setelah diajak Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) RI dalam program Asian Productivity Organization (APO).
Kemnaker RI melalui Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat (Jabar) mempromosikan gerakan Bumi Alumni dengan anggotanya yang aktif dengan beragam produknya.
Produk-produk tersebut mendapat respons positif dari kantor transmigrasi dan ketenagakerjaan atas partisipasinya dalam kegiatan APO. Adapun kegiatan APO, salah satunya adalah pembinaan dan kesempatan untuk berkompetisi pada kejuaraan yang berhubungan dengan produktivitas keikutsertaan anggota Bumi Alumni.
“Awalnya bantuan ini untuk alumni UNPAD diberi USD20 ribu. Berikutnya dikasih bantuan lagi USD25 ribu, tapi bukan hanya untuk alumni saja. Karena itu kami bikin pelatihan untuk non alumni. Karena ada amanah yang harus kita dijaga sehingga kita bikin pelatihan online dan offline. Kami terus membuka diri,” jelas Dewi.
Dia berharap dengan adanya pelatihan ini akan meningkatkan kemampuan anggota UMKM anggotanya dalam berbagai hal. Mulai dari kemasan hingga inovasi pada produknya yang nantinya terus dapat meningkatkan produktivitas.
Salah satu produk UMKM yang lulus pelatihan ini adalah Sankimo Urinoir Bag. Produk tersebut merupakan kantong urin yang didesain untuk segala kalangan baik anak-anak, remaja, dewasa, dan manula, pria atau wanita saat berpergian ataupun dalam perjalanan umrah hingga ibadah haji.
“Sudah ada tiga orang anggota kami lulus pelatihan alumni APO. Mereka punya usaha kopi, bakso, dan Sankimo yang merupakan kantong kencing tapi ada bubuknya laku dirubah jadi pupuk,” jelasnya.
Dalam komunitas seperti ini kunci sukses menurutnya harus mau saling turunkan ego pribadi. Dia selalu mengingatkan agar jangan saling banting-bantingan tapi harus berteman. Karena semuanya pasti saling membutuhkan.
“Contohnya sekarang jelang puasa mereka sudah saling kombinasikan produk untuk bikin parsel. Produk batik bisa dijual paketan dengan bawang goreng atau madu. Kalau sudah begini saya selalu senyum sendiri, bahagia,” tutupnya.