JAKARTA, COBISNIS.COM – Boikot ekonomi terhadap perusahaan-perusahaan yang terkait dengan AS terkait dalam perang Israel-Hamas di Malaysia telah menyebabkan penutupan lebih dari 100 gerai KFC dan berdampak negatif pada perekonomian negara tersebut.
Boikot ini juga menimbulkan pro dan kontra di masyarakat Malaysia.
Lebih dari 108 gerai KFC di Malaysia ditutup sementara akibat boikot ekonomi terkait konflik di Gaza.
Penutupan ini paling banyak terjadi di Kelantan (21 gerai), diikuti Johor (15 gerai), Selangor (11 gerai), Kedah (11 gerai), Terengganu (10 gerai), Pahang (10 gerai), Perak (9 gerai), Negeri Sembilan (6 gerai), Perlis (2 gerai), Melaka (2 gerai), Penang (5 gerai), Kuala Lumpur (3 gerai), Sarawak (2 gerai), dan Sabah (1 gerai).
QSR Brands, perusahaan yang mengoperasikan KFC di Malaysia, mengatakan penutupan ini dilakukan untuk mengelola biaya bisnis dan fokus pada zona perdagangan yang lebih ramai, serta menawarkan kesempatan bagi karyawan yang terkena dampak untuk pindah ke gerai lain.
Penutupan juga terjadi pada beberapa gerai McDonalds dan Starbucks di Malaysia akibat boikot terhadap perusahaan-perusahaan yang terkait dengan AS terkait dalam perang Israel-Hamas.
Boikot ini berdampak negatif pada perekonomian Malaysia, termasuk lapangan kerja dan rantai pasokan restoran-restoran tersebut.
Profesor Mohd Nazari Ismail, ketua kelompok pro-Palestina Boikot, Divestasi, Sanksi Malaysia, mengatakan bahwa KFC tidak termasuk dalam daftar perusahaan sasaran BDS, namun banyak warga Malaysia yang melihat operator makanan cepat saji Amerika ada hubungannya dengan Israel.
Vincent Tan, pendiri Berjaya Corp Bhd yang mengoperasikan Starbucks, meminta masyarakat untuk berhenti memboikot jaringan kopi tersebut, karena tindakan tersebut hanya merugikan penduduk setempat yang menjalankan perusahaan tersebut.
Penurunan pendapatan Berjaya Food pada kuartal IV 2021 hampir mencapai 40% akibat boikot.
Asal tahu saja, KFC pertama kali dibuka di Malaysia pada tahun 1973. Lebih dari 600 gerai KFC terdapat di Malaysia.