Cobisnis.com – Rektor Institut Agama Islam Tazkia, Murniati Mukhlisin, mengatakan perencanaan keuangan yang baik sesuai prinsip syariah dan optimalisasi peluang bisnis syariah bisa dilakukan sekaligus solusi agar proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2021 terwujud.
Sebab, potensi pertumbuhan ekonomi dinilai kembali positif pada tahun ini harus dijaga dan direalisasikan. Masyarakat, kata dia, bisa memulai merencanakan keuangan keluarganya sesuai koridor syariah agar bisa bertahan dan bangkit dari pandemi.
Selain itu, peluang bisnis syariah di bidang makanan dan minuman, pakaian, kosmetik dan farmasi, serta pariwisata juga bisa dimaksimalkan di tengah bermunculannya momentum pertumbuhan industri ekonomi syariah di Indonesia.
“Keuangan syariah termasuk fintech syariah sendiri sudah mendapatkan momentumnya, yang gerakannya langsung dipimpin oleh Presiden melalui Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) guna membawa Indonesia menjadi kiblat ekonomi dan keuangan syariah dunia pada tahun 2024,” kata Murniati dalam keterangannya, Selasa (12 Januari 2021).
Indonesia saat ini sudah berada dalam jalur tepat untuk memaksimalkan segala potensi ekonomi syariah yang ada. Salah satu buktinya, mulai tahun ini akan ada satu bank syariah besar yang lahir yakni PT Bank Syariah Indonesia Tbk sebagai hasil merger usaha tiga bank milik anak usaha BUMN yakni PT Bank BRIsyariah Tbk., PT Bank BNI Syariah, dan PT Bank Syariah Mandiri.
Kehadiran Bank Syariah Indonesia menjadi pertanda besarnya potensi perkembangan ekonomi nasional tahun ini yang didorong oleh industri syariah. Kehadiran bank syariah besar dan penerapan sistem ekonomi syariah memiliki prinsip menguntungkan bagi semua pihak, termasuk masyarakat non-Muslim.
Adapun literasi dan edukasi keuangan keluarga dengan prinsip syariah secara daring terus mendapatkan kesempatan, semakin berkembang dan menjangkau lebih banyak masyarakat yang semakin terkoneksi.
“Ini tentunya berkat dukungan teknologi. Peningkatan peserta talkshow, seminar dan pelatihan Sakinah Finance dalam 10 tahun terakhir membuktikan tingginya animo masyarakat untuk semakin membenahi keuangannya agar dijalankan sesuai prinsip syariah,” jelasnya.
Kondisi ini turut mendorong animo para keluarga Indonesia untuk membenahi keuangannya semasa pandemi semakin tinggi. Tujuannya supaya keuangannya lebih syariah dan berkah.
Sebagai catatan, saat ini indeks literasi syariah nasional masih berada di angka 8,93 persen, jauh di bawah tingkat literasi masyarakat atas keuangan konvensional yakni 37,72 persen.
“Kehadiran Bank Syariah Indonesia diharap bisa meningkatkan literasi keuangan syariah masyarakat ke depannya, dan membawa beragam produk serta layanan keuangan sesuai syariat Islam yang lebih terjangkau bagi masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, dengan adanya Bank syariah hasil merger yang memiliki visi menjadi satu dari 10 bank syariah terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar secara global. Bank syariah hasil merger digadang-gadang bakal memiliki total aset hingga Rp250 triliun dan masuk jajaran 10 besar perbankan di Indonesia.