Cobisnis.com – JEC Eye Hospitals & Clinics meluncurkan layanan terbaru Myopia Control Care yang menghadirkan penanganan mata minus secara menyeluruh berdasarkan tingkatan kebutuhan pasien.
JEC menjadi institusi kesehatan mata pertama di Indonesia yang memiliki sentra khusus miopia. Hadir perdana di Rumah Sakit Mata JEC Kedoya, layanan terbaru JEC ini menawarkan pilihan tindakan perawatan dan penanganan miopia yang ekstensif, dari terapi hingga tindakan koreksi berbasis laser (lasik).
Situasi pandemi Covid-19 turut meningkatkan kasus miopia, termasuk pada anak-anak. Studi di China baru-baru ini memperlihatkan selama 2020, anak usia 6-8 ternyata 3 kali lipat lebih rawan terkena miopia dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Lebih sedikit waktu di luar ruangan dan lebih banyak waktu menatap layar menjadi pemicu.
“Di samping genetik, faktor risiko miopia lainnya adalah gaya hidup. Tak bisa dipungkiri, pandemi COVID-19 mengubah perilaku masyarakat,” kata dr. Gusti G. Suardana, SpM(K), Ketua Layanan JEC Myopia Control Care, dalam siaran pers, Selasa (23 Februari 2021).
Sementara aktivitas di luar ruangan jauh berkurang, di tengah kebutuhan terhadap gawai semakin tinggi. Anak-anak belajar jarak jauh secara daring, sedangkan kelompok dewasa juga bertumpu pada gadget untuk bekerja dan bersosialisasi.
“Artinya, semua kalangan usia semakin berpotensi terserang miopia,” ujar dr. Gusti.
“JEC melalui Myopia Control Care memudahkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan penanganan miopia secara menyeluruh.”
“Dengan demikian, mereka bisa memperoleh perawatan yang tepat berdasarkan kondisi miopia yang diderita, serta sesuai dengan kebutuhan masing-masing,” jelasnya.
Bukan saja saja membuat penderitanya tak nyaman ketika beraktivitas, jika tidak segera diatasi, miopia bisa menyebabkan komplikasi lanjutan seperti mata malas, katarak, glaukoma, dan retina lepas. Bahkan, sampai kebutaan.
Karenanya, gejala miopia yang terkesan remeh antara lain: sering memicingkan mata saat melihat, kesulitan memandang jauh ketika berkendara, sering mendekatkan mata ke layar TV atau ponsel, mata terasa lelah dan tegang, serta kerap mengucek mata, semua itu patut diwaspadai.
Pemeriksaan mata secara berkala (minimal 6-12 bulan sekali) menjadi kunci.”
Myopia Control Care mengedepankan integrasi antar sub-spesialis mata di JEC. Artinya, pemeriksaan dan penanganan terhadap pasien, baik yang sudah menderita miopia ataupun berpotensi mata minus, meliputi seluruh aspek mata.
Dari sisi teknologi, layanan ini juga diperkuat alat diagnostik termutakhir: Pentacam AXL, yang mampu mengukur seluruh data organ mata, seperti panjang bola mata, keadaan kornea dan ketebalan lensa.
“Dengan gabungan expertise dan teknologi JEC, melalui layanan Myopia Control Care, pasien akan mendapatkan pilihan dan rekomendasi tindakan lanjutan yang cermat guna mencegah progresivitas miopia mereka,” ujar Dr. Damara Andalia, SpM, Wakil Ketua JEC Myopia Control Care.
JEC Myopia Control Care menawarkan layanan dari tahapan awal: konsultasi dan screening mata secara komprehensif, hingga langkah-langkah treatment berdasarkan tingkatan kebutuhan dan usia (anak-anak hingga dewasa).
Mulai pemberian vitamin, terapi obat tetes mata, anjuran penggunaan kacamata yang terkustomisasi, terapi lensa kontak (Ortho-K, RGP Lens, Scleral Lens), sampai koreksi refraksi dengan LASIK/ReLEx SMILE.