Cobisnis.com – Pengguna LinkAja meningkat sekitar 65% menjadi lebih dari 61 juta pengguna selama pandemi Covid-19 yang bergulir setahun belakangan. Dalam rilis yang diterbitkan pada Rabu (13 Januari 2021), LinkAja menyatakan 73% penggunanya berada di kota-kota atau area tier 2 dan 3.
Direktur Utama LinkAja, Haryati Lawidjaja, mengatakan bisnis perusahaan mengalami peningkatan di berbagai lini. Peningkatan transaksi dan volume transaksi terjadi lebih dari empat kali lipat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“LinkAja optimistis tahun 2021 Indonesia akan menjadi lebih baik,” kata Haryati dalam keterangannya.
Hingga saat ini LinkAja sudah bisa digunakan di lebih dari 900,000 merchant lokal yang tumbuh lima kali lipat dari tahun sebelumnya, dan lebih dari 315.000 merchant nasional, yang bertambah sebanyak dua kali lipat dari tahun sebelumnya di seluruh Indonesia.
LinkAja juga menjadi alat pembayaran digital terlengkap untuk layanan transportasi publik dan online di 230 moda transportasi, 5,500 SPBU Pertamina, lebih dari 32.000 partner donasi digital, dan lebih dari 5000 e-commerce, pembayaran dan pembelian kebutuhan sehari hari seperti pulsa telekomunikasi, token listrik, tagihan rumah tangga, iuran BPJS, hingga berbagai layanan keuangan lainnya seperti transfer ke semua rekening bank dan tarik tunai tanpa kartu.
LinkAja juga dapat digunakan di lebih dari satu juta titik transaksi untuk pengisian dan penarikan saldo, yang meliputi ATM, transfer perbankan, jaringan ritel, hingga layanan keuangan digital.
“LinkAja akan tetap konsisten dalam meningkatkan performa produk dan layanan yang dimiliki untuk memenuhi beragam kebutuhan masyarakat. Selain itu berbagai kerja sama strategis pun akan semakin diperluas dengan mengajak berbagai pihak bergabung dalam ekosistem LinkAja,” jelas Haryati.
Program edukasi dan literasi memperkuat ekosistem juga dilakukan LinkAja sepanjang 2020 kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). UMKM yang terpukul akibat pandemi sangat membutuhkan pendampingan untuk masuk atau beralih ke dunia ekonomi digital.
Beragam pelatihan virtual untuk membangkitkan optimisme UMKM di tengah pandemi Covid-19 terus dilakukan. Bekerja sama dengan berbagai pihak lintas sektor, LinkAja mengajak seluruh UMKM meningkatkan potensi agar dapat menyesuaikan pola bisnis sesuai dengan perubahan perilaku konsumen di masa pandemi.
“Hal ini membawa peningkatan jumlah merchant UMKM yang tergabung di LinkAja sebesar dua kali lipat dibandingkan tahun 2019,” ujar Haryati.
Ekosistem Syariah Ikut Tumbuh
Pertumbuhan LinkAja juga terjadi di sektor Syariah seiring potensi Indonesia yang berpeluang menjadi pusat ekonomi syariah global, sekaligus menyadari kebutuhan masyarakat muslim di Indonesia terhadap alat pembayaran elektronik berlandaskan kaidah syariah.
LinkAja telah menghadirkan Layanan Syariah LinkAja yang merupakan uang elektronik syariah pertama dan satu-satunya di Indonesia untuk memfasilitasi berbagai jenis pembayaran sesuai kaidah syariat Islam.
Layanan Syariah LinkAja dapat digunakan di seluruh ekosistem LinkAja dan memiliki ekosistem khusus Syariah, yang mencakup masjid, lembaga amil zakat, pusat kuliner halal, modern retail lokal, pesantren, bank syariah, sekolah Islam, dan Universitas Islam.
“Hingga saat ini Layanan Syariah LinkAja telah memiliki lebih dari 1,6 juta pengguna, yang akan terus meningkat sejalan dengan adanya komitmen dari beberapa partner strategis seperti Pemerintah Daerah dan institusi lainnya untuk berkolaborasi demi perluasan ekosistem digital Syariah di seluruh Indonesia,” jelas Haryati.